Selasa, 7 Oktober 2025

Ditjen Perkeretaapian dan JICA Teken Risalah Penilaian Proyek MRT Koridor Timur-Barat

Pemerintah Indonesia dan JICA menandatangani risalah pembahasan penilaian proyek MRT Koridor Timur-Barat (East–West) fase 1 tahap 1.

dok. MRT Jakarta
Pemerintah Indonesia dan JICA menandatangani risalah pembahasan penilaian proyek MRT Koridor Timur-Barat (East–West) fase 1 tahap 1 di Kkntor Kementerian Perhubungan, Jakarta. 

Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Japan International Cooperation Agency (JICA) menandatangani risalah pembahasan penilaian (Minutes of Discussion/MoD of Appraisal Mission) proyek MRT Koridor Timur-Barat (East–West) fase 1 tahap 1 di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Penandatanganan dilakukan langsung oleh Direktur Jenderal Perkeretaapian Risal Wasal, Direktur Pendanaan Bilateral Bappenas Kurniawan Ariadi, Sekda Provinsi DKI Jakarta Joko Agus Setiono, dan Direktur Utama PT MRT Jakarta (Perseroda) Tuhiyat, mewakili pemerintah Indonesia, dengan Chief of Representative Indonesia Office JICA Mr. Yasui Takehiro.

Penandatanganan disaksikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Penjabat (PJ) Gubernur Jakarta Heru Budi Hartono, dan The Deputy Chief of Mission Embassy of Japan Mr. Nagai Katsuro, di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta.

Budi berharap proyek MRT koridor Timur-Barat dapat berjalan baik dan selesai tepat waktu, sehingga dapat segera dinikmati masyarakat.

“Kita harus konsisten melaksanakan berbagai pembangunan transportasi massal perkotaan berbasis rel seperti MRT, LRT, dan KRL,” ujar Budi dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (14/11/2023).

Dia menyambut baik partisipasi aktif pihak Jepang untuk turut membangun infrastruktur transportasi massal di Indonesia.

“Selain soft loan, diperlukan skema pendanaan kreatif lainnya untuk memenuhi kebutuhan yang belum bisa terpenuhi," tutur Budi.

"Saya berharap akan lebih banyak kerja sama yang terjalin antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Jepang di sektor perkeretaapian,” lanjutnya.

Setelah penandatanganan MoD, Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) akan segera menyelesaikan kelengkapan administrasi dari proyek ini sehingga proses pengembangan MRT timur barat dapat segera dimulai pada 2024.

MRT Jakarta koridor Timur-Barat akan terbentang sepanjang 84,1 km dari Balaraja, Tangerang hingga Cikarang, Bekasi. Pengerjaannya akan terbagi dalam 4 tahap pekerjaan.

Fase 1 tahap 1 di ruas Tomang - Medan Satria sepanjang 30,1 km, fase 1 tahap 2 (Kembangan - Tomang sepanjang 9,2 km), fase 2 timur (Medan Satria - Cikarang sepanjang 20,5 km), dan fase 2 barat (Kembangan Balaraja sepanjang 29,9 km).

MRT Jakarta koridor Timur-Barat akan terintegrasi dengan koridor Utara-Selatan dengan titik temu di Stasiun Thamrin yang saat ini sedang dibangun.

Baca juga: Pengembangan Proyek MRT Koridor Timur-Barat Fase 1 Tahap 1 Ditargetkan Bisa Dimulai 2024

Pada tahap awal pembangunan, Fase 1 Tahap 1 dari MRT Jakarta koridor Timur-Barat akan memiliki 21 stasiun yang terdiri dari 8 stasiun bawah tanah dan 13 stasiun layang.

Selain itu, pada tahap ini juga akan dibangun depot di kawasan Rorotan dengan jalur akses sepanjang 5,9 km.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved