Minggu, 5 Oktober 2025

Harga Beras Melonjak

Harga Beras Makin Tak Terkendali Menembus Rp15 Ribu, Presiden Jokowi Sebut Petani Senang

Harga eceren tertinggi (HET) untuk beras premium, zona 1 Rp12.900, zona 2 Rp14.400, dan zona 3 Rp14.800.

Tribunnews/Herudin
Suasana aktivitas pekerja mengangkut beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur. Harga beras kualitas super I Rp 15.950 per kg, telah naik 0,31 persen atau Rp 50 dari harga sebelumnya yakni Rp 15.900 per kg 

Selain itu, harga jual gabah pun tergolong tinggi yang bisa mencapai Rp7.300 per kilogram sehingga memberi keuntungan kepada petani.

“Harga gabahnya sekarang senang semua petani, Rp7.300, Rp7.400, Rp7.200 ya semua petani senang tapi ada yang enggak senang konsumennya,” imbuhnya.

Oleh karena itu, guna menurunkan dan menjaga kestabilan harga beras, Kepala Negara menyebut bahwa pemerintah akan terus menambah cadangan beras yang ada di Bulog meski saat ini sudah terdapat 1,7 juta ton.

“Cadangan di Bulog 1,7 (juta ton) dan akan datang lagi kira-kira 500, 600 ribu ton. Artinya cadangan pangan kita kondisinya aman, tapi memang kita tetap butuh beras ini juga untuk masuk ke pasar agar harga bisa turun sedikit demi sedikit,” ucap Presiden.

Porsi Nasi Dikurangi

Para Pedagang Warteg tengah menyiapkan strategi dalam menghadapi kenaikan harga beras.

Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) Mukroni mengatakan, para pedagang Warteg menyiasati kenaikan tersebut dengan sejumlah alternatif.

Di antaranya, menyesuaikan harga menu untuk mencerminkan kenaikan harga beras.

"Ini bisa berarti menaikkan harga makanan yang menggunakan beras sebagai bahan utama," ujar Mukroni saat dihubungi, Jumat (13/10/2023).

Selain itu, pedagang warteg juga akan mengurangi mengurangi porsi atau jumlah bahan beras yang digunakan dalam hidangan mereka atau mencari alternatif sumber karbohidrat seperti kentang, singkong, atau jagung untuk mengurangi ketergantungan pada beras.

"Pedagang Warteg juga perlu berkomunikasi dengan pelanggan tentang perubahan harga dan pilihan menu yang tersedia," kata Mukroni.

Pilihan lain, Pedagang Warteg akan mencari mencari sumber beras yang lebih terjangkau atau berkolaborasi dengan pemasok untuk mendapatkan harga yang lebih baik. Juga memastikan penggunaan beras yang lebih efisien dalam setiap hidangan bisa membantu mengurangi dampak kenaikan harga.

Baca juga: Stok Beras Indonesia Dinyatakan Aman, Jokowi Instruksikan Impor untuk Stabilisasi Harga

"Misalnya, mengukur porsi beras dengan lebih teliti dan meminimalkan pemborosan," ucap Mukroni.

Pedagang Warteg juga akan mencoba menu-menu baru yang lebih ekonomis dengan bahan-bahan yang lebih terjangkau atau menciptakan hidangan khusus dengan bahan pengganti beras bisa menjadi solusi kreatif.

"Warteg perlu terus memantau harga beras dan beradaptasi dengan perubahan pasar yang mungkin terjadi. Ini memungkinkan mereka untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai keadaan. Mengganti piring yang lebih kecil agar ada penyesuaian tempat dengan pengurangan porsi nasi karena adanya kenaikan harga beras," imbuh Mukroni.

Impor Beras

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso akan mengusahakan agar impor 1,5 juta ton beras bisa masuk tahun ini.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved