Kecelakaan Kereta di Semarang
Kereta Seruduk Truk di Semarang, Publik Soroti Sistem Pengereman Kereta Api, Ini Penjelasan KAI
Publik menyoroti sistem pengereman transportasi kereta api pasca insiden tabrakan antara kereta api dengan truk di Semarang
Jadi, meskipun masinis telah melihat ada yang menerobos palang kereta, selanjutnya melakukan proses pengereman, maka tetap akan membutuhkan suatu jarak pengereman agar benar-benar berhenti.
Hal inilah yang nantinya menyebabkan kejadian tabrakan, apabila jarak pengereman tidak terpenuhi.
Selain 2 faktor utama yang disebutkan di atas, terdapat pula faktor lain yang membuat Kereta Api tidak dapat melakukan pengereman secara mendadak.
Mulai dari kemiringan/lereng (gradient) jalan rel, persentase pengereman yang diindikasikan dengan besarnya gaya rem, hingga kondisi cuaca.
“Kami terus mengingatkan kembali, bahwa tata cara melintas di perlintasan sebidang adalah berhenti di rambu tanda 'STOP', tengok kiri-kanan, apabila telah yakin aman, baru bisa melintas," papar Joni.
"Palang pintu, sirine dan penjaga perlintasan adalah alat bantu keamanan semata. Alat utama keselamatannya ada di rambu-rambu lalu lintas bertanda "STOP" tersebut. Jadi apabila masyarakat Ketika di perlintasan sudah melihat adanya kereta api walaupun masih jauh, maka seharusnya berhenti terlebih dahulu hingga kereta api tersebut lewat,” pungkasnya.
Kereta Api Tabrak Truk Kontainer
tabrakan kereta vs truk
Sistem Pengereman Kereta Api
PT KAI
kereta api
Sistem pengereman
Kecelakaan Kereta di Semarang
Update Investigasi KNKT Kecelakaan KA Brantas Vs Truk Trailer, Kontur Jalan Diperiksa |
---|
Pengakuan Masinis KA Brantas saat Diperiksa Polisi, Beri Imbauan ke Penumpang Sebelum Kecelakaan |
---|
Detik-detik KA Brantas Tabrak Truk, Penjaga Perlintasan Teriak ke Sopir, lalu Lari Beri Kode Masinis |
---|
Masih Syok, Sopir Truk Mengaku Dengar Peringatan Kereta Melintas Tapi Truknya Tiba-tiba Mogok |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.