Sabtu, 4 Oktober 2025

Kaleidoskop 2022

Kaleidoskop 2022: Kenaikan BI7DRR, Beban Pembiayaan dan Terkereknya Suku Bunga Deposito

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut, transmisi kenaikan suku bunga acuan yang pertama terhadap suku bunga kredit dan bunga dana perbankan masih minim

Editor: Hendra Gunawan
KOMPAS Images/KRISTIANTO PURNOMO
Gedung-gedung bertingkat sebagai pusat perekonomian di Jakarta. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memberikan sinyal resesi ekonomi global pada 2023. Ekonomi dunia akan masuk jurang resesi seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan yang dilakukan sebagian besar bank sentral di dunia secara bersamaan. (KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO) 

"Jadi ketika saat ini naik harusnya tidak masalah, nanti mereka akan merasakan bunga rendah lagi di pertengahn periode KPR-nya. Tapi memang di awal-awal cicilan akan tinggi," jelas Ali.

Pendanaan Emiten

Pada sektor pasar modal, kenaikan suku bunga acuan dinilai dapat berdampak negatif terhadap pendanaan emiten. Ini karena kenaikan suku bunga bisa membuat cost of fund atau biaya pendanaan meningkat.

Baca juga: Penurunan Suku Bunga KUR Super Mikro Dinilai Tepat di Tengah Ancaman Gelombang PHK

Vice President Infovesta Utama Wawan Hendrayana menilai, sektor konstruksi dan teknologi akan sangat terpengaruh kenaikan cost of fund akibat naiknya suku bunga. Ini karena umumnya debt to equity ratio alias DER di sektor ini cukup tinggi,

“Karena semua penjualan dalam bentuk proyek sebetulnya membutuhkan pendanaan terlebih dahulu untuk mengerjakan dan ketika proyek selesai baru bisa dilepas,” kata Wawan.

Akibatnya, cashflow perusahaan konstruksi menjadi ketat dan emiten akan terus mencari pendanaan dengan cara berutang atau melakukan initial public offering (IPO) anak usaha.

Hal yang serupa juga terjadi pada emiten sektor teknologi yang umumnya dari sisi penjualan meningkat tetapi belum memiliki laba (profit). Ini karena emiten masih berada pada periode "bakar duit" dan promosi. Semakin mahal pendanaan, maka semakin tipis juga uang yang bisa dibakar, dan efisiensi akhirnya akan dilakukan.

“Untuk kedua sektor di atas saya sarankan wait and see saja,” ujar Wawan.

Perbankan Kerek Bunga Deposito

Kenaikan suku bunga acuan ini bakalan menjadi momentum menarik bagi masyarakat yang lebih suka menyimpan uangnya atau berinvestasi dalam bentuk deposito.

Karena bank perlahan mulai mengerek bunga depositonya, hal ini sebagai respons adanya kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 50 bps atau 0,5 persen menjadi 5,25 persen.

PT Bank Central Asia Tbk atau BCA misalnya, telah menaikkan suku bunga deposito guna menyesuaikan kenaikan BI Rate. EVP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan, bank telah menaikkan suku bunga deposito secara bertahap sejak Oktober 2022 baik rupiah maupun valas secara berkala.

Saat ini bunga deposito valas dolar AS BCA berkisar 0,75 peren-1,75%. Sementara itu, sejak November 2022, BCA juga telah menaikkan suku bunga deposito rupiah secara bertahap. Saat ini deposito IDR berkisar 2,00 persen-2,10 persen.

Serupa, PT Bank Mandiri juga senantiasa menyesuaikan suku bunga deposito seiring dengan tren kenaikan bunga acuan, trend di pasar dan kondisi likuiditas perbankan. Sehingga TMT 1 November 2022, counter rate deposito dolar AS dinaikan sebesar 55 bps sampai dengan 155 bps untuk penempatan dengan tenor 1 bulan sampai dengan tenor 24 bulan berkisar 0,22 persen-0,75 persen.

Sedangkan untuk counter rate deposito rupiah, SVP Retail Product and Solution Group Bank Mandiri Evi Dempowati mengatakan, penawaran suku bunga eksisting saat ini di rasa masih cukup kompetitif bila dibandingkan dengan bank lain. Suku bunga deposito rupiah bank berkode saham BMRI ini berkisar 1,00 persen-7,50 persen.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved