Kamis, 2 Oktober 2025

The Fed Kerek Suku Bunga 50 Bps ke Level Tertinggi dalam 15 Tahun

The Fed menaikkan suku bunga acuannya ke level tertinggi dalam 15 tahun terakhir untuk melawan inflasi

Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Choirul Arifin
Ledger Insights
Bank sentral Amerika Serikat Federal Reserve menaikkan suku bunga acuannya ke level tertinggi dalam 15 tahun terakhir pada Rabu (14/12/2022) untuk melawan inflasi di AS yang msih tinggi. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

 
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Bank sentral Amerika Serikat atau Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya ke level tertinggi dalam 15 tahun terakhir pada Rabu (14/12/2022) untuk melawan inflasi di AS yang msih tinggi.

Sesuai dengan perkiraan, Komisi Pasar Terbuka Federal (FOMC) meningkatkan suku bunga pinjaman sebesar 50 basis poin ke kisaran yang ditargetkan 4,25 persen dan 4,5 persen.

Kenaikan ini mematahkan serangkaian empat kenaikan sebelumnya sebesar 75 basis poin, yang menjadi langkah The Fed paling agresif sejak 1980-an.

Ketua The Fed Jerome Powell mengatakan dalam konferensi pers, pentingnya langkah untuk terus berjuang melawan inflasi agar "ekspektasi harga yang lebih tinggi tidak mengakar".

“Data inflasi yang diterima sejauh ini untuk Oktober dan November menunjukkan penurunan yang disambut baik dalam laju kenaikan harga bulanan,” kata Powell, seperti yang dikutip dari CNBC.

“Tetapi akan membutuhkan lebih banyak bukti untuk memiliki keyakinan bahwa inflasi berada di jalur penurunan yang berkelanjutan," lanjutnya.

Kenaikan suku bunga mengikuti laporan data indeks harga konsumen (CPI) AS untuk November, yang menunjukkan adanya kemajuan dalam upaya The Fed dalam menjinakkan inflasi.

Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa (13/12/2022) melaporkan inflasi AS untuk November mencapai 7,1 persen. Sementara CPI inti, yang tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak berada di tingkat 6 persen.

Baca juga: The Fed Diprediksi Akan Gelar Beberapa Kali Pertemuan Setelah Rilis Data Inflasi AS

Kedua angka tersebut adalah yang terendah sejak Desember 2021. Sedangkan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti turun ke tingkat tahunan sebesar 5 persen di bulan Oktober.

Namun, angka inflasi November masih jauh di atas target The Fed sebesar 2 persen. Pejabat The Fed menekankan perlunya melihat penurunan inflasi yang konsisten dan memperingatkan agar tidak terlalu mengandalkan tren hanya dalam beberapa bulan.

Powell mengatakan data inflasi AS untuk November disambut dengan baik, namun dia melihat tingkat inflasi jasa masih terlalu tinggi.

Baca juga: Sejumlah Bank Sentral Tiru Langkah Dovish The Fed untuk Jinakkan Inflasi Akhir Tahun

“Ada ekspektasi memang inflasi jasa tidak turun begitu cepat, jadi kita harus tetap di situ. Kita mungkin harus menaikkan tarif lebih tinggi untuk mencapai tujuan yang kita inginkan,” ungkapnya.

Para bankir The Fed masih merasa memiliki kelonggaran untuk menaikkan suku bunga, karena tingkat perekrutan pekerja tetap kuat dan konsumen, yang menggerakkan sekitar dua pertiga dari seluruh aktivitas ekonomi AS, masih terus berbelanja.

Baca juga: Sinyal Penurunan Suku Bunga The Fed Berlanjut, Begini Proyeksinya

Nonfarm payrolls atau pekerjaan nonpertanian mencapai 263.000 pekerjaan di November, tumbuh lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Sementara The Fed Atlanta melacak pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) AS sebesar 3,2 persen untuk kuartal keempat tahun ini.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved