Senin, 29 September 2025

Sinyal Penurunan Suku Bunga The Fed Berlanjut, Begini Proyeksinya

Pasar berjangka memperkirakan The Fed akan memperlambat kenaikan laju suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4 persen hingga 4,5 persen.

Ledger Insights
Jelang pengumuman kebijakan moneter, Federal Reserve (The Fed) mulai memberikan sinyal dovish atau pengenduran moneter dengan mengerek suku bunga acuan Amerika lebih rendah dari bulan lalu. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON – Jelang pengumuman kebijakan moneter, Federal Reserve (The Fed) mulai memberikan sinyal dovish atau pengenduran moneter dengan mengerek suku bunga acuan Amerika lebih rendah dari bulan lalu.

Dalam rapat keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang digelar pada Rabu (14/12/2022) malam, Pasar berjangka memperkirakan The Fed akan memperlambat kenaikan laju suku bunga acuan sebesar 50 basis poin menjadi 4 persen hingga 4,5 persen.

Setelah sebelumnya The Fed secara agresif menaikkan suku bunga pinjaman di kisaran 75 basis poin sebanyak enam kali di sepanjang tahun ini. Sebagai bagian dari pertempuran agresifnya untuk menurunkan inflasi yang mengganggu ekonomi AS.

Baca juga: The Fed Diprediksi Akan Gelar Beberapa Kali Pertemuan Setelah Rilis Data Inflasi AS

Proyeksi ini sejalan dengan analisa dari median ekonom yang disurvei Bloomberg, dimana mereka memproyeksikan median suku bunga acuan The Fed akan mencapai puncaknya di level 4,9 persen pada tahun depan. Dengan begini, The Fed diperkirakan hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada dua pertemuan berikutnya di tahun 2023.

Optimisme para pelaku pasar akan sikap dovish The Fed muncul setelah laju inflasi di AS selama bulan November mengalami penurunan drastis. Menurut data yang dirilis Biro Statistik Tenaga Kerja AS pada Selasa (13/12/2022) inflasi Amerika di bulan November susut menjadi 7,1 persen yoy.

Jumlah tersebut menurun drastis bila dibandingkan dengan inflasi selama 5 bulan berturut-turut yang sempat tembus di kisaran 9,1 persen. Penurunan ini yang kemudian memicu harapan para investor terkait adanya pelonggaran moneter yang dilakukan The Fed pada pertemuan di pekan ini.

“Secara umum, ini adalah berita yang sangat baik untuk The Fed - data dua bulan berturut-turut menunjukkan pelunakan inflasi," kata Subadra Rajappa, kepala strategi tarif AS Societe Generale.

Mengutip dari Reuters, turunnya laju inflasi menunjukkan bahwa tekanan harga makanan dan energi yang menghantam Amerika perlahan telah berlalu dengan turun sebanyak 0,5 persen dari bulan lalu, sehingga memberikan ruang bagi pejabat The Fed untuk menurunkan laju kenaikan suku bunga menjelang akhir tahun 2022.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan