Tahun Depan, Produksi CPO Indonesia Masih Akan Dominasi Pasokan Minyak Nabati Global
Departemen Pertanian AS (USDA) memprediksikan, produksi global minyak nabati pada 2022-2023 akan sebanyak 219,8 juta ton.
Anggota Komisi IV DPR Fraksi PKB, Daniel Johan, juga yakin industri kelapa sawit akan tetap maju sepanjang hukum ditegakkan dengan baik. Selain industri perkebunan juga harus terus memperkuat sektor hilir.
Baca juga: Uni Eropa Terapkan RED II, Indonesia Bisa Alihkan Ekspor CPO ke Asia dan Timur Tengah
Pemerintah juga harus mampu menempatkan Indonesia sebagai penentu harga sawit dunia. Daniel menjelaskan, industri sawit menyangkut berbagai produk strategis seperti pangan, sandang, dan energi dunia. "Pertumbuhan Indonesia saat ini masih bisa positif dan neraca perdagangan bisa surplus salah satunya karena sawit. Jadi, bila industri ini terguncang maka kebalikannya yang akan terjadi" kata Daniel.
Anggota Komisi VII DPR RI Mulyanto menambahkan, pendapatan negara dari industri kelapa sawit bisa diandalkan setelah batubara. "Diferensiasi produk turunannya dari hari ke hari semakin banyak. Penyerapan tenaga kerja juga meningkat,” ucap Mulyanto.
Hanya saja, masalah dengan harga minyak sawit di pasar domestik relatif tinggi. Ini karena pasar yang oligopolistik. "Ini perlu ditata oleh pemerintah. Termasuk membangun pabrik sawit oleh koperasi rakyat, BUMD/N. Ini tentu juga akan semakin menyerap tenaga kerja,” kata Mulyanto.(Avanty Nurdiana/Kontan)