Minggu, 5 Oktober 2025

Tragedi Pesta Halloween di Korsel

Prospek Bisnis Itaewon Diprediksi Suram Pasca Tragedi Halloween yang Tewaskan Ratusan Orang

Kawasan pertokoan Itaewon di Kota Seoul, Korea Selatan, kini sepi dan dijaga polisi pasca tragedi pesta perayaan Halloween pada 29 Oktober 2022 lalu.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Yonhap via The Korea Herald
Kawasan pertokoan di Itaewon, Kota Seoul, yang kini sepi pengunjung dan dijaga polisi pasca tragedi pesta perayaan Halloween oleh anak muda yang menewaskan ratusan korban jiwa pada 29 Oktober 2022 lalu. 

"Saya merasa seolah-olah pelanggan saya telah meninggal di seberang jalan. Saya berpikir untuk mengurangi jam buka karena tidak ada yang datang, dan saya merasa tidak enak badan karena insiden itu)," tegas Sa.

Sem Song Seok-gu, pemilik Jeon jijeonneung, sebuah restoran pancake ala Korea mengatakan bahwa tragedi itu dapat berdampak lebih besar pada tokonya dibandingkan pandemi virus corona (Covid-19).

"Toko dibuka tiga tahun lalu dan hampir tidak bisa melewati krisis pandemi. Kami telah mengumpulkan banyak hutang selama bertahun-tahun, hanya untuk bertahan dalam bisnis ini. Kami berharap kami dapat membayar kembali hutang kami, namun sekarang, kami tidak tahu apa yang bisa kami harapkan," kata Song.

Sepatu yang diambil oleh polisi dari lokasi ledakan kerumunan Halloween yang fatal yang menewaskan lebih dari 150 orang di distrik Itaewon dipajang di gimnasium untuk dikumpulkan oleh kerabat korban, di Seoul pada 1 November 2022. - Setidaknya 156 sebagian besar anak muda tewas, dan lebih banyak lagi yang terluka, dalam gelombang kerumunan yang mematikan akhir 29 Oktober di pesta Halloween pasca-pandemi pertama di distrik kehidupan malam Itaewon yang populer di Seoul. (Photo by Anthony WALLACE / AFP)
Sepatu yang diambil oleh polisi dari lokasi ledakan kerumunan Halloween yang fatal yang menewaskan lebih dari 150 orang di distrik Itaewon dipajang di gimnasium untuk dikumpulkan oleh kerabat korban, di Seoul pada 1 November 2022. - Setidaknya 156 sebagian besar anak muda tewas, dan lebih banyak lagi yang terluka, dalam gelombang kerumunan yang mematikan akhir 29 Oktober di pesta Halloween pasca-pandemi pertama di distrik kehidupan malam Itaewon yang populer di Seoul. (Photo by Anthony WALLACE / AFP) (AFP/ANTHONY WALLACE)

Lalu Yaser Ghanayem, pemilik restoran populer Yordania Petra di Itaewon, berpendapat bahwa toko dengan banyak pelanggan tetap akan dapat kembali ke jalur semula.

Namun di sisi lain, toko yang belum dapat mengamankan pelanggan tetap, akan menderita kerugian besar.

"Selama pandemi, saya melihat banyak toko gulung tikar karena tidak memiliki pelanggan yang terus-menerus memberi mereka sumber pendapatan. Saya mengira kejadian ini akan memiliki efek yang sama (di toko Itaewon)," kata Ghanayem.

Menurut survei yang dilakukan oleh Universitas Nasional Seoul, sebagai kiblat belanja dan atraksi wisata, Itaewon merupakan rumah bagi sekitar 2.184 toko, terdiri dari 48,6 persen bisnis ritel dan 46,3 persen restoran dan kafe.

Menurut survei Dewan Real Estate Korea, toko-toko di Itaewon mengalami kerugian besar selama masa pandemi, dengan tingkat kekosongan pusat perbelanjaan di Itaewon naik menjadi 28,9 persen pada kuartal pertama 2020, dibandingkan dengan 19,9 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Peningkatan tingkat kekosongan untuk wilayah pada 2019 hingga 2020 telah menandai yang tertinggi di Seoul.

Namun, data menunjukkan bahwa kiblat belanja telah menunjukkan pemulihan drastis dengan pandemi yang dianggap mulai menunjukkan akhir.

Menurut laporan yang dirilis oleh perusahaan konsultan real estat luar negeri Cushman & Wakefield, pada kuartal kedua 2022, Hannam dan Itaewon mencatat tingkat kekosongan terendah di Seoul, dengan tingkat kekosongan mencapai 10,8 persen.

Para ahli mengatakan bahwa prospek bisnis Itaewon saat ini cenderung suram.

"Distrik bisnis Itaewon sangat bergantung pada lalu lintas pejalan kaki untuk mendapatkan keuntungan. Karena permintaan dari kompleks perumahan, bisnis, dan komersial lokal rendah, distrik ini terutama tumbuh subur oleh orang-orang yang mengunjungi daerah tersebut," kata seorang Profesor di Sekolah Pascasarjana Real Estate Universitas Konkuk, Park Hap-su.

Park menekankan bahwa insiden ini diperkirakan akan secara drastis mengurangi jumlah orang yang mengunjungi lingkungan itu untuk sekadar makan dan berbelanja.

"Akan memiliki akumulasi dampak pada bisnis lokal Itaewon, karena daerah tersebut secara berurutan menderita akibat gentrifikasi dan pandemi," pungkas Park.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved