Rupiah Masih Berpotensi Melemah, Pengamat Ungkap Kemungkinan ke Arah Rp15.800 per Dolar AS
Fluktuasi rupiah pada Senin masih terdampak berbagai sentimen, baik internal maupun eksternal.
Penulis:
Bambang Ismoyo
Editor:
Seno Tri Sulistiyono
Menurut bendahara negara RI, rupiah terdepresiasi 8,62 persen (year to date/ytd) hingga 31 Oktober.
Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Ambrol, Tembus ke Level Rp 15.727 per Dolar AS
Tetapi pelemahan mata uang Garuda masih lebih baik dibandingkan mata uang India yang terdepresiasi mencapai 10,20 persen, Malaysia 11,86 persen, dan Thailand 12,23 persen.
Sri Mulyani menjelaskan, tren depresiasi nilai tukar terdampak menguatnya dolar AS dan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global akibat pengetatan kebijakan moneter, utamanya Amerika Serikat (AS).
"Rupiah masih lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang negara berkembang lain, seperti India, Malaysia, dan Thailand, sejalan dengan persepsi terhadap prospek perekonomian Indonesia yang tetap positif," ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan, (3/11/2022).