Senin, 6 Oktober 2025

DPR: Kelapa Sawit Berkontribusi Luas Bagi Perekonomian Indonesia

Permintaan kelapa sawit global terus meningkat walaupun dalam kondisi adanya kampanye negatif terhadap produk minyak sawit

Penulis: Hendra Gunawan
Editor: Choirul Arifin
KONTAN
Panen tandan buah segar kelapa sawit di sebuah perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. 

Diantaranya, untuk minyak masak, minyak industri, maupun bahan bakar biodiesel.

Baca juga: Baru 37 Persen Lahan Sawit Bersertifikat di 2021, Apa Saja Kendalanya?

Dari sisi permintaan, di dalam negeri produk kelapa sawit selain dapat memenuhi kebutuhan pokok pangan dan non-pangan, juga menjadi produk substitusi impor untuk berbagai kebutuhan pokok.

Sedangkan di luar negeri, data ekspor CPO atau minyak sawit mentah, memperlihatkan kecenderungan peningkatan daya serap yang relatif tinggi, seiring dengan meningkatnya konsumsi minyak nabati dunia.

Beliau mengakhiri dengan berharap kegiatan ini bisa jadi diskursus kebijakan sawit nasional.

Ketua Umum Asosiasi Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat (Aspekpir) Setiyono mengatakan pada awalnya kebun kelapa sawit hanya diusahakan oleh dunia usaha.

Sampai tahun 1979 luas kebun sawit  rakyat sekitar 3.125 Ha, dan perkebunan besar 257.939 Ha. Kemudian, perkebunan kelapa sawit dikembangkan dengan pola kemitraan atau PIR.

Dengan keberhasilan PIR Kelapa Sawit, maka sejak krisis moneter tahun 1998, pekebun mendapatkan dampak yang sangat positif ekonomi meningkat sehingga masyarakat mulai membangun kebun secara swadaya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved