Genjot Omset, Warung dan Grosir Sembako Diajak Perluas Akses Pasar Lewat Digitalisasi
Sementara, jumlah pelaku pasar tradisional di Indonesia saat ini mencapai 3,6 juta dengan 60 sampai 70 persen transaksi
Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pandemi membawa dampak buruk bagi perekonomian di banyak sektor, termasuk pada pedagang di pasar tradisional. Selama pandemi berlangsung di Indonesia, omzet pedagang di pasar tradisional turun hingga 50 persen.
Penurunan omzet tersebut terjadi di 285 kabupaten dan kota Indonesia. Sementara, jumlah pelaku pasar tradisional di Indonesia saat ini mencapai 3,6 juta dengan 60 sampai 70 persen transaksi perdagangan retail terjadi di pasar tradisional.
Baca juga: Ombudsman Acungi Jempol Produksi Beras Surplus dan Tak Ada Impor
Menyikapi hal tersebutperusahaan berbasis layanan data dan produk B2B PT Solusi Pintap Indonesia (Pintap) mendorong pedagang grosir dan di pasar tradisional untuk bertransformasi bisnis ke platform digital.
Platform yang dimiliki Pintap membantu menghubungkan dan menyediakan lebih banyak peluang antara klien dengan lebih dari 10.000 komunitas dan atau pelaku pasar tradisional di Indonesia, seperti warung, grosir, penjual lapangan, freelance motoris, dan komunitas ibu-ibu.
Yunosuke Shigesato, Founder & Director Pintap mengatakan, dalam digitalisasi ini, perusahaannya berupaya mewujudkan jaringan di pasar tradisional menjadi nyata karena Pintap memiliki platform sendiri di sisi pasar tradisional sehingga dimungkinan untuk memperoleh data primer dalam hal transaksi dan atribusi.
Baca juga: Minyak Goreng Masih Gaib di Pasar Tradisional, Komisi VI DPR Pertanyakan Kinerja Pemerintah
Tantangan di ekosistem pasar tradisional adalah bagaimana menciptakan infrastruktur dan atau jalur untuk memonetisasi berbagai peluang dari hulu atau klien untuk disalurkan ke pelaku ekonomi kecil di berbagai daerah untuk menciptakan pertumbuhan yang berkelanjutan dan beragam di Indonesia," ujar Yunosuke Shigesato di acara diskusi virtual dengan media, Senin (18/4/2022).
Yunosuke menjelaskan, perusahaannya saat ini menciptakan 2 skema model bisnis ini:
1. Layanan Bisnis Berbasis Data (Software as a Service – SaaS) untuk Klien
Skema ini membantu klien untuk melakukan lebih beragam aksi bisnis di pasar tradisional dengan mendukung analisis data dan dukungan dalam aksi penjualan dan pemasaran klien.
2. Interaksi Langsung Pelaku Pasar Tradisional
Skema ini membantu klien melakukan aksi langsung dalam ekosistem pasar tradisional karena komunitas pasar tradisional diyakini memiliki kekuatan untuk maju dan berkembang.
Yunosuke menegaskan, saat ini dan ke depan perusahaannya akan terus berkontribusi untuk mencari sponsor yang membantu pertumbuhan komunitas usaha kecil dan menengah di Indonesia.
"Kami mendukung dan menyambut baik peran penting klien untuk bekerjasama dan memadukan aksi sosial dan bisnis untuk mendukung para pelaku pasar tradisional," ujar Yunosuke.