Minggu, 5 Oktober 2025

Merugi di Kuartal IV 2021, Saham Grab Jatuh Hingga 37 Persen

Saham Grab Holdings Inc di lantai bursa anjlok 37 persen pada perdagangan Kamis (3/3/2022) karena merugi di kuartal IV 2021.

Editor: Choirul Arifin
The Straits Times
Saham Grab Holdings Inc di lantai bursa anjlok 37 persen pada perdagangan Kamis (3/3/2022), setelah perusahaan tersebut melaporkan kerugian yang lebih luas pada kuartal keempat 2021. 

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Saham Grab Holdings Inc di lantai bursa anjlok 37 persen pada perdagangan Kamis (3/3/2022), setelah perusahaan tersebut melaporkan kerugian yang lebih luas pada kuartal keempat 2021.

Hal ini membuat nilai kapitalisasi Grab turun menjadi US$ 22 miliar sejak melantai di bursa efek, mengutip Bloomberg, Jumat (4/3/2022). 

Raksasa ride-hailing dan pengiriman di Asia Tenggara ini telah anjlok 63 persen sejak debutnya. Grap pun berada di jajaran emiten berkinerja terburuk Indeks Komposit Nasdaq selama rentang itu.

Penurunan pada Kamis lalu, menandai aksi jual terbesarnya setelah kerugian bersih yang naik dua kali lipat dari tahun lalu.

Sementara pendapatan menyusut 44 persen. Penurunan terjadi saat 116 juta saham berpindah tangan, lebih dari empat kali rata-rata selama sebulan terakhir.

Grab telah berjuang untuk mendapatkan pijakan yang stabil sejak merger dengan Altimeter Growth Corp. milik Brad Gerstner akhir tahun lalu.

Baca juga: Nggak Sembarang Orang Bisa Jadi Mitra Driver Grab, Ini Syaratnya!

Perusahaan ride-hailing ini telah mengalami kerugian sejak didirikan dan laporan hari Kamis menunjukkan pengeluaran untuk pertumbuhan membawanya lebih jauh dari profitabilitas.

Kerugian bersihnya mencapai US$ 1,06 miliar pada kuartal keempat 2021, dibandingkan dengan perkiraan konsensus US$ 645 juta.

Baca juga: Singtel dan Grab Beli Saham Bank Fama International, Masing-masing Pegang 16,3 Persen

Kerugian yang menggunung itu membuat investor meninggalkan sahamnya bersama perusahaan lain yang belum menghasilkan keuntungan.

Grab adalah yang berkinerja terburuk dalam Indeks De-SPAC pada hari Kamis karena sekeranjang mantan perusahaan akuisisi tujuan khusus turun 5,4% ke rekor terendah.

Karena pandemi telah membebani perusahaan, Grab telah memperluas bisnis pengiriman makanannya untuk mendorong pertumbuhan pengguna.

Baca juga: Grab-OVO Dukung Perluasan Distribusi Surat Berharga Negara Lewat Bareksa

Pasar grosir online di Asia Tenggara diperkirakan hampir tiga kali lipat menjadi US$ 11,9 miliar pada tahun 2025 dari US$ 4,1 miliar pada tahun 2020, menurut Euromonitor International.

Namun sementara pengeluaran oleh pelanggan di platform Grab meningkat, pertumbuhannya belum berarti pendapatan.

Pendapatan yang dibukukan dari pengiriman kuartal terakhir hanya US$1 juta.

Grab mengurangi insentif yang ditawarkan kepada pengemudi dan konsumen dari penjualan, dan jumlah pendapatan triwulanannya sangat berfluktuasi tergantung pada berapa banyak yang dihabiskan untuk upaya tersebut.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved