Jatuh Bangun Coba Berbagai Bisnis, Produk Rumahan Bisa Jadi Oleh-Oleh Nomor Satu Khas Balikpapan
Sebelum mendirikan bisnis Kampoeng Timur, Filsa merantau dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan dan mencoba menekuni berbagai profesi.
TRIBUNNEWS.COM - Kehadiran teknologi telah memberikan dampak positif bagi berbagai lini kehidupan manusia, termasuk makin mudahnya mendapatkan informasi. Dengan begitu, lebih banyak pula masyarakat dunia yang memiliki akses untuk mengetahui berbagai kisah-kisah sukses yang telah berhasil diraih oleh orang lain.
Selain kesuksesan, kisah kegagalan pun juga kerap disoroti sebagai bahan pembelajaran. Kedua hal ini sama-sama menjadi faktor penting yang dapat menginspirasi banyak orang untuk meraih kesuksesannya masing-masing.
Nah, kegagalan serta semangat pantang menyerah dari sang pendiri kerap mewarnai para pelaku usaha saat baru memulai sebuah bisnis. Namun, itu semua dapat dihadapi hingga mereka akhirnya menemukan bisnis yang sesuai dengan minat konsumen dan target pasarnya.
Baca juga: Kisah Torch, Bisnis Tas Traveling yang Panen Omzet 100 Kali Lipat bersama Shopee
Salah satu tokoh inspiratif yang kini telah berhasil meraih kesuksesan setelah melalui sejumlah kegagalan adalah Filsa Budi Ambia atau yang akrab disapa Filsa, Pemilik Kampoeng Timoer (No.1 Oleh-oleh Khas Balikpapan) yang cukup dikenal dengan produk peyek kepitingnya.
Sebelum mendirikan bisnis Kampoeng Timur, Filsa merantau dari Pulau Jawa ke Pulau Kalimantan dan mencoba menekuni berbagai profesi. Selang beberapa tahun, ia pun merasa jenuh, hingga akhirnya terlintas ide untuk membangun bisnis sendiri.
Baca juga: Perluas Dukungan Bisnis Lokal, ShopeePay Hadirkan Program Semangat UMKM Lokal di Balikpapan
Namun, karena kurangnya pengetahuan bisnis yang dimilikinya pada saat itu, ia pun mendaftarkan diri untuk mengikuti seminar bisnis di tahun 2010 dan mengokohkan niat untuk berwirausaha.
“Keraguan untuk memulai bisnis tentunya ada, namun saat itu saya ingat tentang nasihat Dahlan Iskan untuk menghabiskan jatah kegagalan di masa muda. Setelah mengikuti seminar tentang memulai bisnis, saya mencoba bisnis ayam goreng kalasan yang modalnya berasal dari gaji yang saya sisihkan. Namun akhirnya bisnis tersebut gagal,” cerita Filsa.
Namun, ia tidak patah semangat dan kembali mencoba peruntungan dengan membuka usaha martabak namun belum berhasil. Setelah itu, Filsa mencoba bisnis martabak mini tetapi sayangnya, lagi-lagi usaha itu pun belum berhasil dan hanya berjalan beberapa bulan.
Baca juga: Gandeng Telkomsel dan Shopee, Kickfest Gelar Pameran Clothing Secara Online
“Setelah tiga kali merasakan kegagalan, saya masih belum menyerah. Dengan modal yang minim, saya mencoba sekali lagi untuk menggeluti bisnis skala rumahan yang kebetulan tidak dilanjutkan oleh tetangga saya, yaitu bisnis peyek kacang, dan dari situ lah kisah Kampoeng Timoer dimulai,” ujar Filsa.
Bermodalkan semangat pantang menyerah dan pengetahuan membuat peyek kacang dari tetangganya, tanpa disadari Filsa melangkahkan kaki menuju kesuksesannya. Berpikir kurang ada keistimewaan dari sebuah peyek kacang yang dijual seharga Rp2.000, Filsa mencetuskan sebuah ide untuk menjual produk olahan kepiting yang terinspirasi dari Balikpapan yang terkenal oleh kepitingnya.
Melalui berbagai percobaan, akhirnya terciptalah produk peyek kepiting Kampoeng Timoer pada tahun 2012 yang ternyata mendapat sambutan hangat dari banyak masyarakat dan bisnis oleh-oleh Kampoeng Timoer yang diciptakan Filsa akhirnya berjalan dan menuju kesuksesan.
Selang beberapa tahun, kini Kampoeng Timoer telah berkembang dan menciptakan berbagai varian produk hasil laut lainnya seperti peyek kepiting dengan rasa pedas dan blackpepper, amplang kepiting, amplang tenggiri, kerupuk ikan pepija, serta abon kepiting dan abon rajungan.
Berbagai varian produk tersebut bisa didapatkan oleh masyarakat di toko resmi Kampoeng Timoer di Jalan Strat 2 no. 30 di Balikpapan, maupun di berbagai mitra penjual yang tersebar di banyak wilayah di Indonesia seperti Pelaihari, Jepara, Pasuruan, dan Tangerang.
Selain inovasi produk dan upaya memperluas jangkauan pasar, satu lagi kunci kesuksesan Kampoeng Timoer adalah sikap terbukanya terhadap perkembangan zaman dan cara menghadapi tantangan dalam berbisnis.
“Tantangan akan selalu ada. Baik itu terkait hal-hal internal yang dapat kita kendalikan, maupun hal-hal eksternal yang mungkin lebih sulit dikendalikan, seperti bergantinya tren pasar dan perilaku konsumen, atau situasi pandemi yang saat ini masih kita hadapi. Salah satu upaya yang kami lakukan untuk terus bertahan adalah dengan mengadopsi layanan pembayaran digital ShopeePay pada tahun 2021,” ungkap Filsa.