Analis Sebut Arisan Terbesar Bank Sentral Digelar Pekan Ini, Libatkan AS hingga Indonesia
Pekan ini akan menjadi satu titik menentukan bagaimana tahun 2021 akan berakhir dan bagaimana 2022 akan bermulai.
Hal ini berpotensi membuat inflasi di Eropa akan menembus di 5 persen, itu artinya akan menjadi tertinggi dalam kurun waktu 25 tahun terakhir.
"Luar biasa bukan! Namun, tampaknya Lagarde tidak akan gentar, dirinya tetap yakin bahwa inflasi akan sementara. Oleh sebab itu, dirinya tidak berharap untuk menaikkan tingkat suku bunga dalam waktu dekat atau hingga tahun 2023 mendatang," ujar Nico.
Besar kemungkinan, Lagarde sendiri tidak akan menaikkan tingkat suku bunga tahun 2022 mendatang.
"Apakah benar begitu? Tampaknya tidak begitu apabila inflasi diperkirakan masih akan konsisten untuk berada di level 4 persen atau bahkan akan lain ceritanya apabila inflasi di Eropa berada di atas 5 persen," lanjutnya.
Habis dari Eropa, selanjutnya akan ke Jepang untuk mencari tahu apa yang akan dilakukan oleh Haruhiko Kuroda, sebagai Gubernur Bank Sentral Jepang.
Haruhiko diharapkan berkolaborasi dengan pemerintahan Jepang yang baru. Saat ini berbeda dengan Amerika dan Eropa, inflasi di Jepang tidak kunjung mengalami perbaikan.
Bahkan meskipun mengalami kenaikkan, niscaya tidak akan terlalu lama untuk konsisten berada di ketinggian.
Mungkin Jepang untuk sementara tidak termasuk dalam hitungan, karena mungkin masih jauh dari menggapai inflasi, atau mungkin hanya sekedar mimpi.
Namun, yang mungkin menarik perhatian adalah Bank Sentral Inggris, dipimpin oleh Andrew Bailey.
Sebelumnya, Bank Sentral Inggris tidak akan memberikan indikasi apapun untuk menaikkan tingkat suku bunga, tapi kali ini menjadi sesuatu yang berbeda.
"Bank Sentral Inggris tampaknya ingin menaikkan tingkat suku bunga pada tahun depan. Apalagi nih pemirsa, inflasi Inggris yang keluar pada pekan ini juga diperkirakan akan mengalami kenaikkan dari sebelumnya 4,2 persen diproyeksi naik menjadi 4,8 persen," kata Nico.
Terakhir kali, Inggris mampu mengalami kenaikkan inflasi setinggi ini kurun waktu 10 tahun terakhir dan berpotensi untuk kembali mengalami kenaikkan hingga 5 persen apabila situasi dan kondisi tidak berubah.
'Setelah dari Jepang, kita mampir untuk makan bakmi pangsit di China, yang kami khawatirkan adalah kenaikkan tingkat suku bunga The Fed pada tahun depan akan mendorong mata uang dolar AS menjadi lebih kuat lagi. Hal ini yang akan menjadi ujian bagi negara negara berkembang, tidak terkecuali Indonesia," tutur dia.
Nico menjelaskan, bagi banyak Bank Sentral di seluruh dunia, kehawatirannya hanya 1, yaitu pemulihan ekonomi tidak merata di semua negara.
Namun, bagi perekonomian yang mulai menunjukan pemulihan, maka ada potensi kemungkinan sangat besar bagi para Bank Sentral untuk menaikkan tingkat suku bunga setidaknya 1 kali pada tahun depan.