IHSG Hari Ini Dibayangi Anjloknya Sektor Energi
Perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (28/10/2021) ditutup melemah 78,133 poin atau 1,18% ke level 6.524,076.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Perdagangan saham Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (28/10/2021) ditutup melemah 78,133 poin atau 1,18% ke level 6.524,076.
Anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena mayoritas sektor di Bursa Efek Indonesia (BEI) berada di zona merah.
Sektor energi yang terjun bebas menjadi sektor paling dalam dirasakan, karena turunnya hingga 2,68%.
Setelahnya ada sektor industri dan sektor bahan baku yang melorot masing-masing 2,22% dan 1,94%.
Analis Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mencermati, investor asing mencatatkan net sell pertama sejak 4 Oktober 2021 pada perdagangan hari ini.
Baca juga: Sesi Pertama Perdagangan Saham Kamis: IHSG Terpuruk di 6.528,69
Aksi jual selektif terjadi pada saham-saham energi, terutama produsen batubara di perdagangan.
Sepengamatannya, pelemahan ini tidak terlepas dari dari lesunya harga komoditas batubara, sejalan dengan upaya pemerintah Tiongkok untuk menekan laju kenaikan harga batubara dan antisipasi pelaksanaan KTT Perubahan Iklim COP26 di Glasgow, Inggris pada 1 dan2 November 2021.
Mempertimbangkan hal-hal di atas, rasa pesimistis menyelimuti perdagangan hari ini, Jumat (28/10/2018).
Tekanan IHSG diperkirakan masih cukup besar di akhir pekan.
"Waspadai potensi pelemahan lanjutan di akhir pekan ini," jelas Valdy dalam riset yang diterima Kontan.co.id, Kamis (28/10).
Baca juga: Prediksi Analis, IHSG Menuju Pemecahan Rekor Sepanjang Masa Pada Hari Ini
IHSG diperkirakan akan memiliki level support di 6.450 dan resistance 6.650.
Lebih lanjut ia menjelaskan, saham-saham yang berkaitan erat dengan pemulihan ekonomi dan konsumsi rumah tangga juga akan turut tertekan.
Ini dipengaruhi oleh kekhawatiran dampak negatif lonjakan kasus baru harian Covid-19 di beberapa negara dalam beberapa hari terakhir.
BBNI Chart by TradingView Pemerintah Indonesia pun berupaya meredam potensi penularan, salah satunya dengan menghapus cuti bersama Natal 2021 dan Tahun baru 2022.
Sebagai informasi, secara historis, consumer confidence di Indonesia umumnya mencapai level tertinggi dalam setahun di bulan Desember.