BI Beber Empat Tantangan Pemulihan Ekonomi Nasional di Masa Pandemi
Implementasi bauran kebijakan bank sentral (Central Bank Policy mix) akan terus berlanjut.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat, terdapat setidaknya 4 tantangan bank sentral dalam menghadapi peradaban baru akibat pandemi Covid-19.
Dalam masa pandemi ataupun pasca pandemi, pihaknya menemukan berbagai tantangan dalam membangun perekonomian agar kembali pulih seperti sedia kala.
“Pertama, resiliensi. Apa dan bagaimana upaya mempercepat pemulihan ekonomi dan mendorong perekonomian menjadi lebih kuat dan resilien,” papar Perry secara virtual, Kamis (3/9/2021).
Untuk tantangan yang kedua, menurut Perry adalah digitalisasi.
Digitalisasi sangat diperlukan di tengah adanya pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat, serta protokol kesehatan yang harus dijalankan.
Khusus para pelaku UMKM, digitalisasi dinilai dapat menjadi salah satu solusi berlangsungnya usaha semasa pandemi.
Baca juga: Restrukturisasi Kredit Perbankan Diperpanjang Hingga 2023
Terlebih saat ini masyarakat sangat dekat dengan aktivitas di media sosial, atau sudah menjadi bagian dari gaya hidup.
“Kedua, digitalisasi. Akselerasi ekonomi dan keuangan digital nasional yang menjadi game-changer selama pandemi, serta digitalisasi di berbagai bidang lainnya,” papar Perry.
Baca juga: Restrukturisasi Kredit Kian Menurun, BRI Yakin Pertumbuhan Ekonomi On Track
Tantangan ketiga adalah inklusi. Menurut Gubernur Perry, akselerasi inklusi ekonomi dan keuangan sangatlah diperlukan.
Lagi-lagi khususnya pada UMKM dan juga sektor pertanian melalui klasterisasi, kewirausahaan, akses pembiayaan, dan digitalisasi.
Baca juga: Mensos Risma Minta Bank Syariah Indonesia Jemput Bola Salurkan Bansos di Aceh
Dan yang terakhir atau yang keempat adalah ekonomi hijau (green economy).
Tekanan untuk ramah lingkungan yang semakin tinggi perlu direspon melalui kebijakan reformasi struktural maupun digitalisasi.
Terkait keempat topik tersebut, Perry memastikan Bank Indonesia telah merespon masing-masing tantangan itu.
Pertama, implementasi bauran kebijakan bank sentral (Central Bank Policy mix) akan terus berlanjut. Tidak hanya terkait kebijakan suku bunga, tetapi juga untuk menjaga stabilitas nilai tukar.