Minggu, 5 Oktober 2025

DEN Berharap Lembaga Riset Kembangkan Cara Isi Daya Kendaraan Listrik yang Cepat

DEN berharap berbagai lembaga riset yang ada di Tanah Air mengembangkan berbagai inovasi untuk mempercepat waktu pengisian daya kendaraan listrik

Editor: Sanusi
Tribunnews/Irwan Rismawan
Pengendara menggunakan aplikasi PLN Charge.IN saat peluncuran aplikasi tersebut di Jakarta, Jumat (29/1/2021). PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) meluncurkan aplikasi Charge.IN bagi pengguna kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB), aplikasi tersebut dapat digunakan untuk mengisi daya kendaraan di Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Dengan hadirnya aplikasi itu diharapkan dapat mendorong penggunaan kendaraan listrik lebih masif dalam beberapa waktu ke depan. Tribunnews/Irwan Rismawan 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Semua mobil listrik saat ini memiliki waktu pengisian daya rata-rata paling cepat ialah 3-4 jam.

Berkaca pada hal tersebut, Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto, berharap berbagai lembaga riset yang ada di Tanah Air mengembangkan berbagai inovasi untuk mempercepat waktu pengisian daya kendaraan listrik.

Baca juga: Penggunaan Kendaraan Listrik Bisa Hasilkan Devisa 1 Miliar Dolar AS

"Kendala saat ini adalah bagaimana mengisi daya dengan cepat. Nah untuk riset dan inovasi yang harus dilakukan saat ini adalah bagaimana cara membuat agar mengisi daya sepeda motor listrik ataupun mobil listrik itu tidak besar serta bagaimana mengisi daya untuk mobil itu lebih cepat dari yang ada saat ini. Dari lembaga riset ini perlu kita dorong untuk menciptakan hal-hal yang kita butuhkan tadi," tutur Djoko Siswanto saat diskusi daring, Senin (24/5/2021).

Djoko menilai, penciptaan berbagai inovasi di kendaraan listrik di Indonesia tak akan selama seperti di negara lain.

Baca juga: Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Buatan Indonesia Diproyeksikan Beroperasi Akhir 2024

Terlebih Indonesia memiliki berbagai bahan baku yang dibutuhkan untuk menciptakan kendaraan listrik.

"Indonesia ini dikaruniai banyak bahan baku untuk kendaraan listrik, mulai dari mineral lithium untuk baterai kita punya, market juga sangat besar di Indonesia. Kemudian tenaga kerja juga tidak semahal di Eropa maupun di Amerika, kemudian infrastruktur seperti SPBU kan sudah ada 7.000. Nah ini tinggal dipasang atau dilengkapi dengan SPKLU, jadi tidak lagi membutuhkan lahan," jelas Djoko Siswanto.

Menyoal infrastruktur dibengkel-bengkel yang akan menangani perawatan kendaraan listrik, Djoko Siswanto menyebut tinggal menambah sarana servis saja.

"Sebetulnya infrastruktur dari jaringan bengkel-bengkel yang ada di Indonesia sudah ada, tinggal dilengkapi dengan bengkel dari kendaraan listrik," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved