Penggunaan Kendaraan Listrik Bisa Hasilkan Devisa 1 Miliar Dolar AS
pemerintah mempunyai target untuk produksi sepeda motor listrik sekitar 12 juta unit dan mobil sekitar 2 juta unit di tahun 2030.
Penulis:
Lita Febriani
Editor:
Sanusi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Lita Febriani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah telah menyelesaikan draft final mengenai bagaimana caranya mengurangi bahan bakar minyak, terutama bensin yang dikonsumsi oleh kendaraan, seperti sepeda motor.
Program yang gencar didorong oleh pemerintah ialah mempercepat pemanfaatan kendaraan listrik.
Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto, mengatakan pemerintah mempunyai target untuk produksi sepeda motor listrik sekitar 12 juta unit dan mobil sekitar 2 juta unit di tahun 2030.
Baca juga: Pabrik Baterai Kendaraan Listrik Buatan Indonesia Diproyeksikan Beroperasi Akhir 2024
"Nah ini bisa mengurangi impor BBM dan bisa menghasilkan devisa sekitar 1 miliar dolar AS per tahunnya sampai dengan tahun 2030. Itu kalau kita nanti berhasil sesuai dengan target pemanfaatan atau peningkatan pemanfaatan kendaraan listrik di Indonesia," terang Djoko Siswanto saat diskusi daring, Senin (24/5/2021).
DEN melihat sepeda motor, terutama di Jawa 60 persen mengkonsumsi bensin dengan Research Octane Number (RON) 88 maupun lebih dikenal dengan Pertalite.
"Kebetulan sudah ada sekitar 9 produsen motor listrik di Indonesia dan harga juga kompetitif, seperti Viar itu sudah sama dengan kendaraan motor yang menggunakan BBM sekitar Rp 16 juta. Sepeda motor ini juga kita lihat sangat mencemari udara," jelasnya.
DEN sendiri telah bertemu dengan Menteri Perhubungan, kemudian dalam waktu dekat Gojek, Grab dan kendaraan umum lainnya telah diprogramkan untuk menggunakan kendaraan listrik untuk operasional.
"Ini bisa menghemat impor BBM dan menghasilkan devisa juga, seperti yang tadi saya sebutkan tadi, targetnya sekitar 2 juta mobil dan 12 juta motor dan akan menghemat sekitar 1 miliar dolar AS," terang Djoko Siswanto.