Bisnis EduTech di Indonesia Makin Menjanjikan, Nilai Valuasi Tembus 1 Miliar Dolar AS
Legal Partner Grant Thornton Indonesia Kurniawan Tjoetiar menyebut, perkembangan sektor EduTech di Indonesia sangat pesat.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perusahaan rintisan atau startup EduTech mengalami prospek positif menyusul kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kembali diberlakukan di DKI Jakarta.
Bisnis sektor EduTech dinilai memiliki peluang yang menjanjikan, berbanding terbalik dengan sektor pariwisata dan travel.
Legal Partner Grant Thornton Indonesia Kurniawan Tjoetiar menyebut, perkembangan sektor EduTech di Indonesia sangat pesat.
Baca: Lima Saran Grant Thornton untuk Pengusaha Agar Bisnis Tetap Bertahan di Tengah Badai Covid-19
"Bagi investor yang menginvestasikan dana di sektor ini perlu juga mempertimbangkan risiko yang dapat menyertai seperti regulasi, siklus pendanaan dan bagaimana entitas bersaing dengan kompetitor," katanya, Senin (28/9/2020).
Menurutnya, dari sisi entitas EduTech juga perlu menjalankan strategi bertahan dengan melihat cara untuk menekan biaya, memberikan kualitas pengajar yang baik, dan hasil yang berdampak.
"Karena hal tersebut yang menjadi kunci untuk menentukan siapa pemenang dalam jangka panjang seiring pertumbuhan dan semakin matangnya pasar EduTech di Indonesia," imbuh Kurniawan.
Setelah jeda pembiayaan pada bulan Maret, investor dari berbagai negara kembali menggelontorkan dana bagi EduTech dan melambungkan beberapa startup bahkan hingga melewati nilai valuasi 1 miliar dolar AS.
Investor sengaja fokus pada entitas yang memasarkan alat dan layanan langsung ke konsumen (DTC) dan bukan ke institusi.
Tiga sektor EduTech DTC yang memperoleh investasi paling besar adalah bimbingan belajar online, bantuan dan aplikasi digital, serta edutainment.
Pada bulan Juni lalu, pemain EduTech di Indonesia sendiri sudah mencapai 44, dan diperkirakan masih akan terus bertambah.
Beberapa startup EduTech yang semakin terkenal di Indonesia dan banyak digunakan siswa selama masa pandemi di antaranya adalah Quipper, Zenius, Ruangguru, IndonesiaX, Cakap, dan masih banyak lagi.