Realisasi Pendapatan Negara Minus 12,37 Persen, tapi Belanja Naik Tipis

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Yanuar Riezqi Yovanda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Memasuki awal Semester II 2020 dalam masa pandemi Covid-19, realisasi pendapatan negara dan hibah hingga akhir Juli 2020 telah mencapai Rp 922,25 triliun atau 54,25 persen target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pendapatan negara dan hibah mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar negatif 12,37 persen dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy).

Lebih rinci, realisasi penerimaan perpajakan dan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berturut-turut mencapai Rp 710,98 triliun atau tumbuh negatif 12,29 persen yoy, dan Rp 208,81 triliun atau tumbuh negatif 13,53 persen yoy.

Baca: Menkeu Sri Mulyani: Bantuan Rp 600 Ribu untuk Pekerja Akan Cair Pekan Ini

"Sementara, realisasi penerimaan perpajakan dari pajak mencapai Rp 601,91 triliun atau 50,21 persen dari target APBN," ujarnya, Selasa (25/8/2020).

Selain itu, lanjut Sri Mulyani, penerimaan kepabeanan dan cukai telah mencapai Rp 109,06 triliun, 53,02 persen dari target APBN atau tumbuh 3,71 persen yoy.

"Adapun realisasi PNBP sampai dengan akhir Juli 2020 mencapai Rp 208,81 triliun atau 70,99 persen dari target APBN," katanya.

Baca: Menkeu: Pemerintah Fokus Menghidupkan Ekonomi Secara Terukur

Disisi lain, realisasi belanja negara sampai akhir Juli 2020 tercatat sebesar Rp 1.252,42 triliun atau sekira 45,72 persen dari pagu anggaran.

Realisasi belanja negara tersebut meliputi realisasi belanja pemerintah pusat sebesar Rp 793,60 triliun, tumbuh 4,25 persen yoy dan realisasi Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) senilai Rp 458,82 triliun tumbuh negatif 3,4 persen yoy.

"Peningkatan kinerja realisasi belanja pemerintah pusat tersebut, terutama dipengaruhi oleh realisasi bantuan sosial yang mencapai Rp 117,04 triliun atau tumbuh 55,9 persen yoy," pungkasnya.