Minggu, 5 Oktober 2025

RI Dekat dengan Investor China, Luhut: Suka Tidak Suka, Kita Tidak Bisa Abaikan

"Kita suka tidak suka, kita tidak bisa ignore keberadaan dia (China), (negara) ini punya dampak, apalagi jarak kita dekat dengan dia," ujar Luhut.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Meko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan diperiksa suhu tubuhnya sebelum rapat dengan Presiden Joko Widodo di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat 

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membeberkan bahwa Indonesia memang menjalin hubungan yang cukup dekat dengan beberapa negara, termasuk China.

Hal ini karena adanya peluang kerja sama dalam bidang investasi dengan negara-negara tersebut.

Seperti yang disampaikannya dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI, Senin (22/6/2020).

Hubungan dengan China misalnya, kata Luhut, harus terus dijaga karena negara yang berada di kawasan Asia Timur itu saat ini sangat diperhitungkan di dunia.

Keberadaan China kini sangat berdampak pada ekonomi secara global, sehingga hubungan dengan investor asal negara itu pun harus terus terjalin baik.

"Kita suka tidak suka, kita tidak bisa ignore keberadaan dia (China), (negara) ini punya dampak, apalagi jarak kita dekat dengan dia," ujar Luhut.

Selain China, ada pula negara lainnya yang turut berinvestasi di Indonesia.

Sehingga hubungan yang hangat harus terus terjalin antara Indonesia dengan negara-negara tersebut.

"Oleh karena itu, kita harus pelihara dengan soft power antara bagaimana hubungan kita dengan (negara kawasan) Timur Tengah, dengan Tiongkok (China), dengan Amerika," kata Luhut.

Syarat

Meski dekat dengan investor China, pemerintah juga menekankan berinvestasi di Indonesia harus tetap memenuhi syarat yang berlaku.

Pertama, harus membawa universitas teknologi. Kedua, harus punya teknologi transfer. Ketiga, punya credit value.

Keempat, China harus melakukan Business to business (B2B) untuk menghindari jebakan utang. Kelima, harus menyerap ketenagakerjaan Indonesia sebanyak mungkin.

"Mereka harus mematuhi kriteria yang kita berikan. Jadi, tidak sembarangan dia masuk. Ada lima kriteria mereka untuk masuk investasi ke Indonesia. Tapi dalam hal ini, kita tidak punya engineer yang cukup dalam bidang teknologi. Kita siapkan membuat Politeknik dengan Indonesia," ujarnya, seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel "Luhut Bicara Soal Keakraban dengan Investor China dan Uni Emirat Arab".

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved