Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

Jualan Ventilator, Pengusaha Singapura Ini Kantongi 1 Miliar Dolar AS per Bulan

Menurut South China Morning Post, kekayaan Xiting pada tahun ini telah mengalami peningkatan sebesar 4,3 miliar dolar AS

Penulis: Fitri Wulandari
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
ILUSTRASI - Ventilator atau alat pernapasan buatan Jepang yang jumlahnya sangat kurang di Jepang. Rabu (15/4/2020) pemerintah Jepang mengimbau produsen ventilator untuk meningkatkan produksi dan memudahkan pendaftaran. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Kekayaan Li Xiting, pria terkaya di Singapura telah meningkat sekitar 1 miliar dolar Amerika Serikat (AS) per bulan pada 2020 ini.

Penghasilan yang fantastis itu didapat atas keberhasilannya menjual ventilator.

Baca: Harga Minyak WTI Naik Lebih Dari 20 Persen, Diperdagangkan pada 16,6 Dolar AS Per Barel

Ia meraup keuntungan fantastis itu setelah sukses menjual ventilator ke negara-negara yang kini tengah berupaya menekan penyebaran wabah virus corona (Covid-19).

Dikutip dari laman Business Insider, Jumat (24/2/2020), Li Xiting merupakan salah satu pendiri sekaligus Ketua perusahaan perangkat medis bernama Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics.

Menurut South China Morning Post, kekayaan Xiting pada tahun ini telah mengalami peningkatan sebesar 4,3 miliar dolar AS.

Hal itu karena harga saham perusahaan 'melonjak' nyaris mencapai 50 persen.

Sementara Bloomberg menyebut ia sebagai manusia bernilai 13,5 miliar dolar AS, karena kekayaannya mengalami peningkatan 47 persen.

Perlu diketahui, permintaan terhadap ventilator Shenzhen Mindray Bio-Medical Electronics telah meningkat pesat, saat petugas layanan medis di seluruh dunia berjuang tanpa didukung alat kesehatan (alkes) yang memadai untuk merawat pasien terinfeksi corona.

Ventilator merupakan alat medis yang membantu pasien agar bisa bernafas, alat ini sangat penting untuk merawat pasien positif virus corona yang mengalami gangguan pernafasan pada paru-parunya akibat penyakit tersebut.

Pasar untuk ventilator tidak seperti market produksi masker yang sangat kompetitif.

Ada sebanyak 38.000 perusahaan telah mendaftar untuk membuat masker di China pada tahun ini.

Sedangkan memproduksi ventilator bersifat teknis dan sangat terspesialisasi, pasarnya cukup kecil.

Seorang juru bicara perusahaan itu mengatakan kepada South China Morning Post bahwa pesanan untuk ventilator ini meningkat pesat pada Maret lalu.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved