Minggu, 5 Oktober 2025

Ingatkan Jokowi Masalah Ekonomi, SBY Beri Contoh Kinerja Masa Pemerintahannya

SBY mencontohkan dua periode masa pemerintahannya, dari 2004-2014-yang mana pendapatan perkapita naik tiga kali lipat.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan paparan saat Refleksi Pergantian Tahun Partai Demokrat di Jakarta, Rabu (11/12/2019) malam. Dalam Pidatonya, SBY menegaskan Partai Demokrat akan mendukung kerja pemerintah meskipun partainya ada di luar pemerintahan. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato politik refleksi akhir tahun di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu, (11/12/2019).

Dalam pidatonya tersebut SBY menyoroti masalah ekonomi yang akan dihadapi Indonesia ke depannya. Menurut SBY pertumbuhn ekonomi Indonesia pada tahun 2020 harus berada di atas 6 persen.

Apabila tidak maka akan memicu masalah lain, mulai dari lapangan pekerjaan yang menyempit, daya beli menurun yang pada akhirnya menciptakan kemiskinan.

“Jika ekonomi kita tumbuh rendah, di bawah 6% misalnya, lapangan pekerjaan baru memang sulit didapat. Penghasilan dan daya beli rakyat sulit ditingkatkan. Angka kemiskinan juga tak mudah untuk diturunkan,” kata SBY.

Baca: SBY Minta Jokowi Belajar dari Peristiwa Arab Spring

Sebaliknya bila pertubuhan ekonomi bisa mencapai angka 6 persen maka akan meningkatkan pendapatan per kapita.

SBY mencontohkan dua periode masa pemerintahannya, dari 2004-2014-yang mana pendapatan perkapita naik tiga kali lipat.

“Pengalaman menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi 6% setahun, akan membuat pendapatan perkapita naik 2 kali lipat dalam 10 tahun. Insya Allah Indonesia bisa. Kita punya 'success story'. Dalam waktu 10 tahun (2004 - 2014) income perkapita kita naik 3 kali lipat lebih, dari $ 1100 menjadi $ 3500 AS,” katanya.

SBY menyarankan sejumlah langkah pendek dan panjang kepada Jokowi untuk mengantisipasi melemahnya pertumbuhan ekonomi. untuk jangka pendek pertama yakni meningkatkan investasi, lalu yang kedua yakni menjaga daya beli masyarakat.

“Pembelanjaan konsumen (consumers spending) harus dijaga dan kalau bisa ditingkatkan. Baik belanja pemerintah maupun konsumsi rumah tangga,” katanya.

Menurutnya, di tengah lesunya daya beli golongan menengah ke bawah, ada dua prioritas yang penting dilakukan. Kesatu, penciptaan lapangan kerja baru harus sukses.

Dengan terbukanya lapangan kerja maka konsumsi rumah tangga secara agregat akan terus meningkat. Kedua, perlu dipastikan agar anggaran perlindungan sosial, termasuk subsidi bagi kaum tidak mampu, jumlahnya memadai.

Untuk jangka panjang menurut SBY, pemerintah harus meningkatkan pemasukan melalui sumbangan sektor industri manufaktur, perdagangan, konstruksi, dan pariwisata.

“Sebenarnya, banyak jalan menuju Roma. Demokrat menyambut baik tekad Presiden Jokowi, agar Indonesia bisa keluar dari jebakan penghasilan menengah (middle income trap) di tahun 2045 mendatang. Di sinilah perlunya kita memiliki pertumbuhan yang tinggi,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved