Kabinet Jokowi
BUMN Watch: Erick Thohir Tak Perlu Gamang Benahi Perusahaan Pelat Merah
BUMN Watch menyarankan agar Erick Tohir mengevaluasi kembali holding yang telah dilakukan Rini Soemarno selama ini.
"Selama 10 tahun BUMN Wacth telah mengamati apa yang terjadi di perusahaan BUMN. Salah satu yang aneh adalah kalau BUMN nya bangkrut para Direksinya tetap kaya. Karena mereka tahu jika perusahaan itu bangkrut pasti akan di injek atau disubsidi lagi permodalannya oleh pemerintah," paparnya.
Ditambakan Naldy Haroen, tolak ukur suksesnya BUMN adalah saat musim tanam tiba nanti. Kalau pupuk dipasaran bagi para petani langka dipasaran itulah tanda-tanda BUMN telah gagal.
"Meskipun ada apakah harga pupuk lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET). Hal ini juga harus diantisipasi oleh Erick Thohir," katanya.
Lebih lanjut Naldy Haroen mengungkapkan, jika holding perusahaan itu tetap dijalankan Erick Thohir harus berani memangkas anggaran untuk jajaran Direksinya. Karena, dengan pemangkasan itu secara otomatis akan mengurangi pengeluaran anggaran pemerintah.
"Saya ambil salah satu contohnya. Untuk biaya perjalanan satu Direksi di salah satu BUMN bisa mencapai Rp200 juta/minggu," ujarnya.
"Kalau Erick berani memangkas itu saya salut. Jadi Erick Thohir jangan ragu dan gamang lagi untuk membenahi BUMN. Karena, saat ini BUMN adalah satu-satunya soko guru perekonomian kita," lanjut Naldy Haroen.