Menyelamatkan Pabrik Gula Berbasis Tebu
Ada tambahan sepuluh Pabrik Gula (PG) baru yang akan menambah produksi gula di Indonesia.
Upaya untuk merger PG dilakukan dengan maksud untuk menggabungkan beberapa PG menjadi satu PG dengan harapan dapat meningkatkan produksi dan efisiensi biaya operasional.
"Dengan demikian kita juga tak butuh biaya mahal mengawasi fenomena rembesan gula industri ke pasar. Kita sedang mengurangi inefisiensi pada pabrik gula di Indonesia. Ini yang mengakibatkan produksi tidak bisa memenuhi kebutuhan produksi gula dalam negeri. Kita akan selamatkan PG berbasis tebu yang kita miliki," ujar Kasdi.
Hal senada juga disampaikan oleh Direktur Tanaman Semusim dan Rempah, Derektorat Jenderal Perkebunan, Kementan, Agus Wahyudi saat dikonfirmasi bahwa merger PG merupakan upaya untuk pembenahan industri gula.
Baca: Makin Panas, Atta Halilintar Cibir Bebby Fey, Sang DJ Sumpahi Menderita hingga 7 Turunan
Sampai saat ini salah satu PG BUMN yang sudah melakukan merger adalah PG Rajawali II (RII) yang semula memiliki empat yaitu PG Jatitujuh, PG Subang, PG Tersana Baru dan PG Sindang Laut.
Hasil merger PG Jatitujuh dan PG Subang memjadi PG Hak Guna Usaha (HGU) dan PG Tebu Rakyat (TR) hasil merger PG Sindang Laut dan PG Tersana Baru.
Selain memperbaiki permesinan dari PG yang sudah ada, perbaikan pun perlu dari segi On-Farm luas areal.
Luas areal tebu dari tahun ke tahun mengalami penurunan, tahun 2016 luas areal tebu sebesar 440.733,0 ha, menjadi 425.617,0 ha di tahun 2017 menurun 3,4 persen dibanding 2016.
Begitu pula luas areal tebu pada tahun 2018 menurun lagi menjadi 414.846,5 ha atau berkurang 2,5 persen dibandingkan tahun 2017.
"Kita akan geser perluasan areal di luar Jawa, hal ini dikarenakan perluasan areal di Jawa sudah tidak memungkinkan. Pelaksanaan pengembangan perkebunan tebupun harus terintegrasi dengan PG baru yang ada di luar pulau jawa," ujar Agus.

Secara keseluruhan total potensi perluasan areal plasma dari sepuluh pabrik gula baru yaitu 103.900 ha yang di antaranya enam pabrik gula baru berlokasi di luar Jawa dengan potensi areal plasma sebesar 63,5 persen atau seluas 66.000 ha.
Dengan rata-rata produktivitas untuk enam pabrik gula di luar Jawa tersebut sebesar 7,7 ton gula/ha, maka total pertambahan produksi gula yang akan didapat oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dengan adanya pengembangan areal plasma di luar Jawa sebesar 508.200 ton.
"Diharapkan dengan segala upaya yang dilakukan Kementan saat ini dan seluruh elemen pendukung, mampu menyelmatkan bahkan membangkit kejayaan Pabrik Gula berbasis Tebu kembali," kata Agus.