Luhut: Ekspor Kelapa Sawit Indonesia ke Tiongkok Sekarang Sudah 1 Juta Ton
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan ekspor kelapa sawit Indonesia ke Tiongkok meningkat.
Malaysia sebagai penghasil minyak sawit terbesar kedua menghadapi regulasi India dengan memanfaatkan perjanjian dagang berupa Comprehensive Economic Cooperation Agreement (CECA) yang telah ditandatangani sejak tahun 2011 dengan perundingan lanjutan di Free Trade Agreement menghasilkan diskon bea masuk impor refined products yang lebih rendah dibandingkan bea masuk yang dikenakan kepada Indonesia. Tarif bea masuk refined product dari Malaysia 45% dari tarif berlaku 54%.
Melihat hal ini, pemerintah Indonesia diharapkan dapat segera mengakselerasi kerja sama ekonomi dengan India untuk pemberlakuan tarif impor yang sama, sehingga Indonesia dapat berkompetensi di pasar India.
Selain itu, sejak negara-negara di Uni Eropa menerapkanDelegated Act RED II Maret lalu, ekpor minyak sawit ke benua tersebut turut melemah. Tidak dapat dipungkiri, kebijakan tersebut memberikan sentimen negatif terhadap produk minyak sawit Indonesia.
GAPKI mencatatkan, pada April 2019 ekspor CPO dan turunannya dari Indonesia tercatat menurun 37% menjadi 315 ribu ton dari sebelumnya 298,24 ribu ton. Sementara pada Mei kembali turun 4% menjadi 302,16 ribu ton dibandingkan bulan April.
Pasar utama ekspor lain yang juga mengalami dinamika adalah China. Tercatat oleh GAPKI, pada April terjadi kenaikan impor sebesar 41% menjadi 499,57 ribu ton. Kemudian pada Mei melorot 18%. Dinamikan ini juga diikuti oleh Bangladesh.