Kementan Gandeng Kaum Santri untuk Terlibat Aktif di Sektor Pertanian
Kementan mendorong kaum santri dan generasi milenial yang berbasis di pondok pesantren untuk ikut serta dan terlibat aktif pada sektor pertanian.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara merata terus dilakukan dengan berbagai cara.
Salah satunya dengan mendorong kaum santri dan generasi milenial yang berbasis di pondok-pondok pesantren untuk ikut serta dan terlibat aktif pada sektor pertanian.
"Inilah yang terus dibangun dan dikembangkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) agar perekonomian kita terdistribusi secara merata," ujar Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, Jumat (22/3/2019), saat Launching Santri Tani Milenial di Tasikmalaya.
Dulu lanjut Amran Sulaiman, para santri tidak bisa mengakses bantuan dan program pemerintah di sektor Pertanian.
Sekarang sudah bisa, pemerintah sudah membuat peraturan agar mereka bisa akses langsung ke Kementerian tanpa prosedur yang berbelit.
Salah satu yang dialokasikan adalah bantuan ayam kampung untuk seluruh pesantren.
"Alhamdulillah ada energi baru untuk pertanian kita, santri milenial yang jumlahnya 4 juta seluruh Indonesia," kata Amran Sulaiman optimistis.
Tahun lalu kerja sama yang sudah dikerjakan bersama antara Kementan dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), adalah melakukan penanaman jagung serentak di beberapa Provinsi Indonesia.
"Kami tanam di 11 Kabupaten dan Kota seperti di Provinsi Lampung, Bengkulu, Kalimantan Timur, Jawa Barat, Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat (NTB)," jelas Amran Sulaiman.
Menurut Amran Sulaiman, kerja sama dengan ormas Islam ini juga dilakukan antara lain dengan menggelar pelatihan bersama yang bertujuan menambah kemampuan generasi muda dalam menanam varietas baru.
Diharapkan, langkah ini bisa menghasilkan kualitas terbaik dan menguntungkan semua pihak.
"Kita libatkan juga organisasi di bawah kepengurusan NU, seperti Fathayat, Muslimat, dan Ansor," tambah Amran Sulaiman.
Amran Sulaiman mengatakan, melalui kerja sama ini semangat PBNU dan Kementan dalam melaksanakan ketahanan pangan semakin terlihat nyata.
Lebih dari itu, Kementan dan NU diharapakan bisa meningkatkan produksi pangan, khususnya jagung. Sehingga tahun ini dan seterusnya mampu mengekspor ke negara lain.
"Ini adalah realisasi dari perjanjian kerja sama di tahun 2018 dengan target total 100 ribu hektare. Kerja sama ini juga sudah sejalan dengan apa yang diinginkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo untuk mengentaskan kemiskinan. Apalagi, saat ini pemerintah telah berhasil menaikkan ekspor hingga 29 persen," ujar Amran Sulaiman.
