SS Sakato, Bawang Merah Super Besar Temuan Prof Sobir yang Bikin Petani Solok Gembira
Ukuran bawang lebih besar, berwarna merah segar serta aromanya lebih harum. Keunggulan SS Sakato lainnya, bawang merah cocok ditanam dihawa dingin
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Solok, Admaizon menjelaskan, saat ini luasan lahan yang ditanami bawang merah di Solok mencapai 8790 hektar.
"Setiap panen bisa menghasikan sekitar 100 ribu ton," jelas Kuntoro Boga Andri.

Sepanjang Tahun
Dijelaskan Kuntoro Boga Andri, jenis SS Sakato ini cocok di kawasan berhawa dingin seperti di Solok.
Bahkan, SS Sakato bisa ditanam sepanjang tahun. Sehingga bawang merah SS Sakato ini menjadi idola masyarakat di Solok.
"Kalau petani bawang di Brebes, Jember itu menanam bawang merah sekitar Juli,Agustus, September. Setelah itu petani di Jawa menanam padi. Tapi kalau di Solok, petani terus menanam bawang sepanjang musim," jelas Admaizon.
Menurut Kuntoro, bawang setelah dipanen lalu dikeringkan dengan cara diangin-anginkan kurang lebih dua hari.
Sepanjang perjalanan menuju Bukit Gumanti, kanan kini lahan dipenuhi tanaman bawang merah.

Terlihat pula bawang merah yang sudah dipanen, dikeringkan dengan cara digantung.
Setelah itu, bawang dijual ke pasar. "Kalau dulu tengkulak bisa mempermainkan harga, tapi kini petani sudah tahu berapa harga sebenarnya bawang mereka," lanjut Kuntoro.
Jawa
Bawang merah SS Sakato ini, pada bulan-bulan ini, banyak dibawa ke Jawa.
Soalnya, sentra produksi bawang merah di Jawa yakni Brebes dan Jember sudah tidak lagi panen.

"Brebes dan Jember itu panen bawang sekitar Juli,Agustus,September. Setelah itu petani di Jawa menanam padi," lanjut Kuntoro.
Bawang merah SS Sakato ini digemari masyarkat karena bentuknya yang besar, warnanya merah dan baunya lebih segar.
"Sekitar sepekan setelah panen, bawang SS Sakato sudah bisa dipasarkan di Jawa," jelas Kuntoro Boga Andri.