Perbankan Kini Perang Suku Bunga Deposito, BI Bilang Itu Wajar
"Suku bunga kredit memang tidak naik terlalu tinggi karena bank-bank lebih banyak meningkatkan efisiensi," kata Perry Warjiyo.
Laporan Reporter Kontan, Benedicta Prima
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perebutan dana masyarakat di pasar keuangan kian sengit. Apalagi pasca tingkat suku buga acuan Bank Indonesia (BI) naik ke level 6%. Bank mulai menaikkan bunga deposito untuk menarik dana masyarakat mengalir.
BI menilai situasi tersebut sesuatu yang wajar, yakni bank melakukan perang suku bunga deposito. "Wajar kalau suku bunga deposito merespon lebih cepat, karena memang funding dari perbankan itu retail," jelas Gubernur BI Perry Warjiyo, Jumat (18/1/2-2019).
Apalagi, saat BI melonggarkan likuiditas, aliran modal asing malah keluar atau terjadi outflow. Sehingga ada pengurangan likuiditas rupiah dan menyebabkan funding bank yang berasal dari luar negeri berkurang.
"Suku bunga kredit memang tidak naik terlalu tinggi karena bank-bank lebih banyak meningkatkan efisiensi," kata Perry.
Baca: Toyota New Avanza Hanya Minor Change, Mitsubishi: Konsumen yang Kecewa Bisa Beralih ke Xpander
Perbankan mengurangi spread antara suku bunga deposito dan kredit. Perry merinci suku bunga kredit untuk korporasi 10%, konsumsi 11% sedangkan untuk investasi di bawah 10%.
BI memastikan akan terus menjaga likuiditas di pasar uang tetap cukup. BI dan OJK akan terus berkoordinasi memantau industri dan individu agar likuiditas tetap cukup.