Minggu, 5 Oktober 2025

Bank Indonesia Perkirakan Defisit Transaksi Berjalan Triwulan IV di Atas 3 Persen PDB

Proyeksi itu didasarkan pada neraca perdagangan November 2018 yang mengalami defisit sebesar 2,05 miliar dolar AS.

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM/SYAHRIZAL
Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19-20 Desember 2018 memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate di level 6 persen. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTABank Indonesia memproyeksikan defisit transaksi berjalan pada triwulan keempat 2018 akan berada di atas 3 persen Produk Domestik Bruto.

Proyeksi itu didasarkan pada neraca perdagangan November 2018 yang mengalami defisit sebesar 2,05 miliar dolar AS.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan, neraca perdagangan pada November mengalami defisit karena dipengaruhi kondisi global yang kurang kondusif seiring melandainya pertumbuhan ekonomi dunia dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun.

“Laju impor mulai menurun sejalan dengan kebijakan pengendalian yang ditempuh, meskipun masih tumbuh tinggi untuk memenuhi kebutuhan kegiatan produktif,” ujar Perry di Kompleks Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (20/12/2018).

Bank Indonesia mencatat, defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2018 sebesar 8,8 miliar dolar AS atau 3,37 persen PDB, lebih tinggi dibandingkan dengan defisit triwulan sebelumnya sebesar 8,0 miliar dolar AS 3,02 persen PDB. Secara kumulatif defisit neraca transaksi berjalan hingga triwulan III 2018 tercatat 2,86 persen PDB.

Peningkatan defisit neraca transaksi berjalan itu dipengaruhi oleh penurunan kinerja neraca perdagangan barang dan meningkatnya defisit neraca jasa. Penurunan kinerja neraca perdagangan barang terutama dipengaruhi oleh meningkatnya defisit neraca perdagangan migas, sementara peningkatan surplus neraca perdagangan barang nonmigas relatif terbatas akibat tingginya impor karena kuatnya permintaan domestik.

Bank Indonesia, kata Perry juga telah menempuh kebijakan untuk menurunkan defisit transaksi berjalan. Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 19-20 Desember 2018 memutuskan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate di level 6 persen. “BI meyakini tingkat suku bunga kebijakan masih konsisn dengan upaya menurunkan CAD ke dalam batas yang aman,” kata Perry.

Bank sentral juga terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah untuk memperkuat ketahanan sektor eksternal, termasuk neraca perdagangan sehingga defisit transaksi berjalan dapat menurun pada 2019 dengan prakiraan kisaran 2,5 persen dari PDB.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved