Hunian yang Memiliki Akses Multi Moda Transportasi Jadi Solusi Hunian Masyarakat
Jadi ada interkoneksi antarmodanya, kemudian dari sisi efisiensi biaya tercapai, waktu juga tercapai. Ibaratnya bisa menurunkan biaya transportasi
TRIBUNNES.COM, JAKARTA - Keberadaan akses transportasi, kini mulai diimbangi dengan hunian yang terintegrasi dengan sistem transportasi.
Kebanyakan kaum komuter saat ini, bertempat tinggal dengan jarak tertentu dari titik jalur transportasi, sehingga masih membutuhkan moda transportasi lain menuju stasiun KRL maupun terminal Bus.
Pengamat Perkotaan dan Transportasi Yayat Supriyatna mengatakan, hunian yang memiliki akses multi moda transportasi ini, akan menjadi solusi hunian masyarakat.
Idealnya, dengan sebuah kawasan yang seperti ini, akan mampu memangkas biaya transportasi kaum komuter.
Jadi ada interkoneksi antarmodanya, kemudian dari sisi efisiensi biaya tercapai, waktu juga tercapai. Ibaratnya bisa menurunkan biaya transportasi mereka.
"Kalau misalnya dari 30% kalau bisa menjadi dibawah 10% itu luar biasa penurunannya. Contohnya kalau gajinya 8 juta, minimal biaya transportasi bulanannya di bawah 800 ribu,” kata Yayat Supriyatna, Senin (10/12/2018).
Baca: Intip Apartemen Mewah Priyanka Chopra dan Nick Jonas di New York, Dalamnya Banyak Dinding Transparan
Dikatakannya, keberadaan kaum komuter ini tentu menjadi peluang emas bagi para developer, untuk mengembangkan hunian yang terkoneksi dengan multi moda transportasi.
Salah satu developer terpercaya yang masuk ke ceruk market ini adalah PT Adhi Commuter Properti (ACP), dengan mengembangkan Hunian Cisauk Point.
Bekerjasama dengan PT Kereta Api (Persero), anak usaha PT Adhi Karya (Persero) Tbk. ini mengembangkan lahan seluas 1,65 Ha, yang tepat berada disisi stasiun Cisauk dan terminal bus cisauk.
Dikembangkan dengan konsep Transit Oriented Development (TOD), kawasan Cisauk Point terintegrasi dengan sistem transortasi massal yang bersifat multimoda, yaitu KRL dan bus.
Amrozi Hamidi, Direktur Utama PT Adhi Commuter Properti mengatakan, apa yang dilakukan ACP ini merupakan langkah lanjutan, setelah sebelumnya mengembangkan LRT City yang berada di sisi stasiun LRT Jabodebek.
"Kaum komuter, merupakan potensi market yang besar. Tentu kami mengembangkan hunian yang sesuai dengan kebutuhan kaum komuter tersebut," katanya.
Baca: 3 BUMN Bangun Hunian Nempel Stasiun di Tangerang Selatan
Selain memiliki multi akses transportasi yaitu KRL dan Bus, kata dia kawasan yang dikembangkan ini juga berdekatan dengan Pasar Modern Intermoda Cisauk, yang tentu memberikan kemudahan bagi penghuni dalam mencari kebutuhan hidup.
Terkait mengenai kerjasama dengan PT KAI, Amrozi Hamidi menambahkan, kerjasama dengan PT KAI ini, merupakan langkah sinergi BUMN, dalam upaya mendukung program sejuta rumah yang dicanangkan pemerintah.
"Dalam kerjasama ini, ACP menginvestasikan dana sebesar Rp 831 M. Kami optimis, kerjasama ini akan mampu memberikan kontribusi positif bagi kami, ACP dan PT KAI,” katanya.
Kawasan Cisauk Point, kedepan akan dikembangkan 6 tower apartemen, dengan total unit sebanyak 2641 hunian.
Sebanyak 30 persen dedikasikan untuk masyarakat yang memiliki penghasilan rendah, sehingga kami sediakan hunian bersubsidi 2 tower, yaitu Jasper dan Agate dengan tinggi 19 Lantai dan mencapai 640 unit.
Baca: Adhi Karya Bangun 640 Unit Rumah Subsidi Nempel Stasiun Cisauk
Sedangkan 4 tower lain, yaitu Tower Sapphire, Emerald, Ruby dan Diamond setinggi 26 lantai dengan total mencapai 2001 unit ini, akan dikembangkan untuk hunian non subsidi.
Teguh Waskitha, Project Director Cisauk Point mengatakan, tanggal 10 Desember 2018 kami melakukan Groundbreaking untuk tower Sapphire sebagai tanda awal kami mengembangkan kawasan ini.
"Sesuai dengan perencanaan yang ada, kami akan melakukan Topping Off tower ini pada tahun 2020. Selanjutnya, untuk tower-tower yang lain akan dikembangkan secara bertahap. Secara keseluruhan, kawasan Cisauk Point akan selesai pembangunannya pada tahun 2024,” katanya.
Selajutnya Teguh Waskitha menambahkan, di kawasan ini, kami hanya menyediakan 2 tipe, yaitu Studio dengan luas 24,4 m2 dan 1 BR 35 m2.
Penyediaan tipe ini, tentu kami mempertimbangkan dengan kebutuhan yang ada. Kaum komuter yang serba praktis, mereka membutuhkan hunian bukan yang besar, tapi strategis.
"Untuk harga perdana, tipe Studio hanya Rp 285 juta sedangkan untuk tipe 1 BR Rp 393 juta,” katanya.