Minggu, 5 Oktober 2025

Heboh Tagar #CrazyRichSurabayan, Benarkah Banyak Orang Surabaya Tajir Melintir?

Pameran kekayaan di film Crazy Rich Asia memunculkan tagar #CrazyRichSurabayan, atau orang super kaya Surabaya.

Editor: Hasanudin Aco
WARNER BROS
Adegan di film Crazy Rich Asian yang menginspirasi tagar #crazyrichsurabayan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pameran kekayaan di film Crazy Rich Asia memunculkan tagar #CrazyRichSurabayan, atau orang super kaya Surabaya.

Tapi seberapa dekat cerita ini dengan kenyataan? Setelah jadi sorotan karena gaya bicara campuran antara bahasa jawa logat Jawa Timuran dengan bahasa Inggris, Surabaya kembali jadi bahan pembicaraan warganet.

Baca: 5 Hal tentang Jack Ma, Masa Kecilnya Melarat, 33 Kali Ditolak Melamar Kerja dan Kini Kaya Raya

Kali ini, yang jadi sorotan adalah cerita soal kekayaan warga Surabaya, yang disebutkan pengamat tidak pernah memamerkan kekayaannya tapi nampak di saat-saat tertentu.

Warganet berbagi pengalaman mereka saat bertemu dengan #CrazyRichSurabayan, sebuah tagar yang diambil dari judul film terbaru 'Crazy Rich Asian' yang menceritakan tentang kehidupan orang-orang terkaya di Asia.

Bedanya, di #CrazyRichSurabayan, meski kaya raya, mereka dianggap berpenampilan sederhana.

Warganet pun bertanya-tanya, apakah tagar ini mengandung kebenaran?

Menurut ekonom INDEF, Bhima Yudhistira, jika dilihat dari struktur ekonominya, Surabaya memang tempatnya warga kelas menengah ke atas.

Dia menjelaskan bahwa 58% kontributor pertumbuhan ekonomi nasional ada di Jawa, dan di Jawa pertumbuhan itu terpusat pada Jakarta dan Surabaya.

"Produk domestik regional bruto Surabaya 24% dari seluruh Jawa Timur," kata Bhima. Kota itu punya 873 industri besar dan sedang, yang menyerap 152.000 tenaga kerja.

Surabaya adalah pusat industri manufaktur terbesar di Indonesia. Penanaman modal asing di Surabaya pada tahun 2017 menurut data BPS adalah Rp2,3 triliun.

Kepala Ekonom Samuel Sekuritas, Lana Soelistyaningsih, menjelaskan bahwa Surabaya adalah penopang ekonomi kedua di Indonesia jika ditilik dari jumlah perdagangan dan peredaran uangnya.

Letaknya yang strategis juga menjadikan Surabaya sebagai pusat penghubung untuk menuju ke Indonesia Timur.

"Selain itu ada banyak Penanaman Modal Asing dari Korea, Jepang dan lain-lain," kata dia.

"Penerbangan langsung juga adalah indikator perkembangan ekonomi suatu kota. Di Surabaya, maskapai besar punya penerbangan langsung sehingga tidak perlu ke Jakarta," kata Lana.

Halaman
12
Sumber: BBC Indonesia
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved