Defisit Neraca Pembayaran Berpotensi Tekan Kurs Rupiah
Bank Indonesia (BI) mencatat, NPI kuartal II-2018 mengalami defisit US$ 4,3 miliar
"Sementara surplus dari investasi portofolio terutama didukung penerbitan global bondpemerintah dan beberapa korporasi," ujar dia.
Selain itu, surplus investasi lainnya juga meningkat. Itu terutama didorong oleh penarikan simpanan penduduk pada bank di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan di dalam negeri.
Hingga akhir tahun, BI memprediksikan, CAD tetap terjaga di bawah 3% terhadap PDB.
"Upaya kami termasuk juga meningkatkan sumber- devisa. Yang di depan mata ada pariwisata, supaya dikelola dengan baik. Dengan begitu, tahun ini juga neraca jasa surplus karena kita ada potensi untuk itu," imbuh Yati.
Saat ini, sumber devisa masih berasal dari kegiatan ekspor, penyelenggara jasa, pendapatan dan investasi, serta pariwisata.
Devisa dari pariwisata akan naik karena ada Asian Games di Jakarta dan Palembang, serta pertemuan IMF-Bank Dunia di Bali.
Terlalu cepat
Menurut Piter Abdullah, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia, defisit NPI dan CAD kuartal II-2018 di luar ekspektasi.
"CAD memang saya perkirakan bisa mencapai 3% tapi di akhir tahun. Jadi, ini terlalu cepat," ungkap Piter.
Piter berharap, pemerintah harus benar-benar serius menahan laju impor. Proyek-proyek infrastruktur yang menggunakan barang impor harus dikurangi.
Bahkan, belanja alat utama sistem pertahanan (alutsista) seperti pembelian jet tempur Sukhoi harus ditunda.
"Pembengkakan CAD dan NPI negatif akan memperburuk kepercayaan pasar, dan rupiah bisa semakin terpuruk," tegas Piter.
Myrdal Gunarto, Ekonom Maybank Indonesia, menyatakan, peningkatan defisit transaksi berjalan dan NPI karena faktor musiman.
Pada kuartal II banyak kebutuhan valas untuk membayar utang dan dividen. "Kuartal III atau semester II, tekanan akan berkurang," kata Myrdal.
Baca: Pertama di Indonesia, Bus Ultra High Deck Dipamerkan di GIIAS 2018
CAD, Myrdal menghitung, akan kembali turun pada kuartal III dan IV. Secara keseluruh, CAD tahun ini diperkirakan di posisi 2%–2,5%.
"Rupiah masih bisa menguat, rata-rata tahun ini di level 13.905," proyeksi dia.
Reporter: Ghina Ghaliya Quddus