Sri Mulyani: Ekonomi Tumbuh 5,60 Persen di Kuartal I Bukti Pemerintah Sukses Tingkatkan Investasi
"Ini bagus, artinya upaya pemerintah meningkatkan investasi berhasil menjadi pick up," kata Sri Mulyani di kantornya, Senin (7/5/2018).
Laporan Reporter Kontan, Ghina Ghaliya Quddus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal pertama 2018 5,06% year on year (YoY), dengan pertumbuhan quarter to quarter (q-t-q) -0,42%.
Angka itu lebih tinggi dari kuartal pertama 2017 yang sebesar 5,01% dan lebih rendah dari kuartal keempat 2017 yang sebesar 5,19%.
Tapi angka ini lebih rendah dari proyeksi Bank Indonesia (BI) dan proyeksi pemerintah yang masing-masing sebesar 5,1% dan 5,2% YoY.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, hasil pertumbuhan ekonomi kuartal I-2018 terbilang positif. Sebab, investasi masih tercatat baik, yakni 7,95% atau naik signifikan dari kuartal I tahun lalu yang 4,77%.
"Ini bagus, artinya upaya pemerintah meningkatkan investasi berhasil menjadi pick up," kata Sri Mulyani di kantornya, Senin (7/5/2018).
Di sisi lain, konsumsi rumah tangga tercatat stagnan, yakni meningkat tipis menjadi 4,95% dari tahun lalu yang 4,94%. Melihat hal ini, Sri Mulyani bilang, konsumsi tersebut diharapkan lebih baik pada kuartal-kuartal selanjutnya.
Baca: Gratis! Ini Rincian Jalan Tol Fungsional yang Bisa Dilewati Saat Arus Mudik dan Balik Lebaran 2018
Baca: YLKI: Waspadai Diskon Tarif Tol untuk Pemudik Selama Arus Mudik Lebaran
"Saya lihat konsumsi stabil tetapi kami harap lebih positif di kuartal II karena ada lebaran, ada THR dan gaji ke-13. Lalu pada kuartal III ada Asian Games," jelasnya.
Adapun ia berharap momentum peningkatan investasi terus terjadi di kuartal berikutnya di tahun ini sehingga sejalan dengan peningkatan ekspor.
"Kuartal I ini investasi dan ekspor perlu untuk digalakkan dan kami tidak henti-hentinya kerja sama dengan dunia usaha karena ekspor meningkat dan nilai tukar kita mendukung," ungkap Sri Mulyani.
"Kapasitas ekspos harusnya ditingkatkan. Ekspor kita harap lebih tinggi sehingga bisa mengimbangi impor kita yang sebenarnya tidak terlalu jelek karena didominasi oleh bahan baku," kata dia.