Selasa, 7 Oktober 2025

Empat Strategi Bank Indonesia Stabilkan Nilai Tukar Rupiah

“Kebijakan ini tentunya akan dilakukan secara berhati-hati, terukur, dan bersifat data dependence,"

Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Adi Suhendi
Tribunnews.com/ Syahrial Sidik
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Bank Indonesia menyiapkan sejumlah langkah strategis guna mengantispasi terjadinya depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat yang cukup dalam.

Diketahui, berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan sore ini, Kamis (26/4/2018) rupiah menguat tipis ke level 13.891 per dolar AS dari posisi pembukaan perdagangan di level Rp 13.923 per dolar AS.

Baca: Dapat Laba Bersih 143 Juta Dolar AS, PGN Bagi Dividen Rp 766,27 Miliar Kepada Pemegang Saham

Secara month to date pada 1-26 April 2018, rupiah mengalami depresiasi sebesar -0,88 persen.

Angka ini memang relatif lebih kecil dari beberapa negara lain seperti dolar Singapura yang terdepresiasi -1,17 persen, won Korea Selatan terdepresiasi -1,38 persen dan rupee India terdepresiasi -2,4 persen.

Baca: BI Buka Peluang Menaikkan Suku Bunga Acuan

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menjelaskan, depresiasi rupiah yang terjadi akhir-akhir ini lebih disebabkan penguatan mata uang AS (USD) terhadap hampir semua mata uang dunia (broad based).

“Penguatan dolar AS adalah dampak dari berlanjutnya kenaikan suku bunga obligasi negara AS hingga mencapai 3,03 persen, tertinggi sejak tahun 2013,” kata Agus saat jumpa pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (26/4/2018).

Baca: Sebut PAN Tidak Akan Merapat Ke Jokowi, Amien Rais: Manuver Zulkifli Hasan Hanya Sandiwara

Selain itu, kata Agus, depresiasi rupiah juga terkait faktor musiman permintan valas yang meningkat pada triwulan II antara lain untuk keperluan pembayaran Utang Luar Negeri, pembiayaan impor, dan dividen.

4 Langkah BI

Bank sentral menyiapkan empat langkah untuk menstabilkan rupiah.

Pertama, BI senantiasa berada di pasar untuk memastikan tersedianya likuiditas dalam jumlah yang memadai baik valas maupun rupiah.

Kedua, memantau dengan seksama perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved