Minggu, 5 Oktober 2025

Asosiasi Petani Tebu: Volume Impor Gula Kristal Terlalu Besar

"Kekurangan 1,1 juta ton terlalu besar, kebutuhan impor untuk GKP paling hanya 500.000 ton," ujar Soemitro kepada Kontan.co.id, Minggu (8/4/2018).

Editor: Choirul Arifin
KONTAN
Gula impor 

Laporan Reporter Kontan, Abdul Basith

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana pemerintah untuk melakukan impor gula mentah (raw sugar) guna memenuhi kebutuhan Gula Kristal Putih (GKP) terlalu besar.

Sebelumnya pemerintah menilai kekurangan produksi gula Indonesia sebesar 1,1 juta ton. Hal tersebut dibantah oleh Ketua Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI), Soemitro Samadikoen .

"Kekurangan 1,1 juta ton terlalu besar, kebutuhan impor untuk GKP paling hanya 500.000 ton," ujar Soemitro kepada Kontan.co.id, Minggu (8/4/2018).

Angka tersebut diungkapkan Soemitro dengan catatan tidak adanya Gula Kristal Rafinasi (GKR) yang merembes ke pasar konsumsi.

Baca: Ora Sido Rabi, Single Hit Anyar Nella Kharisma Ini Baru Rilis 3 Hari Ditonton 47.982 Viewers

Baca: Terungkap! Harga Jual Honda All New PCX Versi 125 CC untuk Pasar Eropa

Namun, Soemitro melihat rembesan masih akan terjadi mengingat kuota impor raw sugar untuk GKR masih tinggi sebesar 3,6 juta ton di tahun 2018.

Selain itu Soemitro pun meminta agar impor dilakukan pada saat yang tepat. Impor perlu melihat stok dan masa panen petani tebu.

"Akhir Mei kita sudah bisa menikmati gula hasil panen petani tebu," terang Soemitro.

Musim panen akan mulai berlangsung pada akhir Mei 2018. Sementara panen raya akan berlangsung pada Juni 2018.

Soemitro bilang produksi gula Indonesia tahun 2018 akan mencapai angka 2,2 jut ton. Angka tersebut dinilai masih mencukupi kebutuhan konsumsi Indonesia.

Jumlah impor GKP dinilai terlalu besar bila untuk memenuhi kebutuhan. "Ukurannya jangan murah atau mahal terlebih dahulu tetapi barang tersedia," jelas Soemitro.

Harga gula di Indonesia dinilai Soemitro perlu disesuaikan dengan ongkos produksi. Biaya pokok produksi gula di Indonesia sebesar Rp 10.500 per kilogram (kg).

Sementara biaya produksi yang mahal masih dipengaruhi oleh rendahnya rendeman dalam produksi gula. Pokok masalah tersebut yang dinilai Soemitro perlu diatasi.

Halaman
12
Sumber: Kontan
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved