Pemerintah Kurang Dana Rp 500 Triliun Biayai Proyek Infrastruktur, Solusinya Sekuritisasi Aset BUMN
"Sektor listrik butuh Rp 1.000 triliun, pelabuhan Rp 591 triliun, jalan Rp 733 triliun, perumahan Rp 328 triliun, migas 507 Rp triliun"
"Pada 1934 di NYSE (bursa saham New York) sudah ada model sekuritisasi aset. Dananya digunakan untuk pembiayaan. Di Thailand dan China, pembiayaan infrastrukturnya sudah mencapai tahap 3, yakni mengandalkan pembiayaan oleh swasta," dia mencontohkan.
"Sekuritisasi aset jalan tol Jagorawi oleh PT Jasa Marga Tbk adalah sebuah sukses besar dan sekarang diikuti oleh PT PLN," lanjutnya.
Pinjam-meminjam
Direktur Keuangan Jasa Marga Donny Arsal di tempat sama mengatakan, sekuritisasi aset pada prinsipnya pinjam meminjam tapi bungkusnya jual beli dengan sistem jual putus.
"Risikonya bisa kita remote. Aturan OJK, yang bisa disekuritisasi ada sejumlah jenis. Kita gunakan poin aturan OJK yang berbunyi 'aset keuangan lainnya yang dipersamakan dengan itu", ujarnya.
Dia menambahkan, aset yang dijual Jasa Marga di sekuritisasi aset adalah future revenue (prospek pendapatan perseroan di masa datang). "Sekuritisasi aset yang kita lalukan, dalam pembukuan Jasa Marga, membuat aset kita bertambah, pendapatan diterima di muka," kata dia.
Dalam sekuritisasi ini Jasa Marga tetap jadi collection manager, tetap jadi pengelola.
"Sekuritisasi oleh Jasa Marga ini merupakan instrumen sekuritisasi pertama di Indonesia yang bisa ditawarkan ke pasar. Pembelinya dari banyak kalangan dan saat ditawarkan sempat oversubscribe 5 kali."
Penulis: Choirul Arifin