Ini Dia Tampang Luar dan Dalam Skytrain Bandara Soekarno Hatta
Kereta antarterminal di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, tahap pertama telah resmi beroperasi untuk menghubungkan Terminal 3 ke Terminal 2
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kereta antarterminal di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, tahap pertama telah resmi beroperasi untuk menghubungkan Terminal 3 ke Terminal 2 dan sebaliknya.
Kereta yang dikenal dengan skytrain ini, terdiri dari dua gerbong mampu membawa 176 orang dengan kecepatan 60 kilo meter per jam, dimana lintasan skytrain pada tahap awal sepanjang 1.700 meter.
Saat Tribun mencoba masuk ke dalam skytrain, bentuk dan desain kereta tersebut tidak jauh berbeda dengan Kereta Rel Listrik (KRL) Jabodetabek.
Baca: Percepat Proyek Skytrain Soeta, Rini Mengaku Terus Memarahi Wijaya Karya
Tempat duduk atau bangku didesain memanjang dan tiap sudut terdapat bangku prioritas yang dikhususkan untuk ibu hamil, lansia, dan anak kecil.

Diterapkannya desain bangku yang memanjang bertujuan agar skytrain mampu membawa penumpang lebih banyak dengan posisi berdiri dan memberikan ruang untuk barang-barang bawaan penumpang.
Di dalam skytrain juga terdapat pegangan tangan memanjang di langit-langit gerbong dan beberapa tiang untuk pegangan tangan para penumpang.
Ketika skytrain sudah mendekati lokasi terminal, terdapat pemberitahuan melalui pengeras suara untuk memberitahu penumpang lokasi pemberhentian dengan dua bahasa, Indonesia dan Inggris.
Disepanjang lintasan skytrain terdapat tempat pejalan kaki yang terbuat dari alumunium, sebagai antisipasi saat skytrain mengalami gangguan teknis ketika beroperasi.
Namun, yang membedakan dengan KRL, skytrain tidak memiliki tempat menaruh barang di atas tempat duduk penumpang yang biasanya dijumpai di KRL.
Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), Muhammad Awaluddin mengatakan, waktu tempuh antara terminal 3 ke terminal 2 menggunakan skytrain sekitar tiga menit dan waktu tunggu di setiap shelter maksimal lima menit.
"Dalam satu jam, mengoptimalkan lima sampai enam pergerakan dikalikan 176 penumpang, hampir 1.000 penumpang bisa menggerakan orang dalam satu jam, jadi ini efektif sekali," papar Awaludin.
Pada tahap awal operasional skytrain, pihak AP II akan tetap melibatkan pengemudi hingga sekitar enam bulan ke depan sebagai bagian dari familiarisasi dan sosialisasi kepada publik, dan setelah itu skytrain akan beroperasi tanpa awak.
Sementara itu pada tahap selanjutnya skytrain akan menghubungkan Terminal 3, Terminal 2, stasiun kereta bandara, dan Terminal 1 dengan total lintasan dual track mencapai 3.050 meter atau sekitar 3 km.
Saat beroperasi penuh, headway skytrain ditetapkan setiap 5 menit dengan total waktu tempuh 7 menit. "Kami targetkan seluruh selesai dan beroperasi pada Desember 2017," ujar Awaluddin.