Selasa, 30 September 2025

Pemerintah Nepal Tunjuk Bally Saputra Jadi Konjen di Jakarta

Bally merupakan pengusaha properti nasional asal Sumatera Barat yang kini menjabat Chief Executive Officer (CEO) Riyadh Group Indonesia

Editor: Sanusi
ist
Bally Saputra Datuk Janosati 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah Indonesia resmi mengeluarkan surat pernyataan pengakuan hak kekonsuleran kepada Bally Saputra Datuk Janosati sebagai Konsul Jenderal Kehormatan Nepal untuk Indonesia yang berkedudukan di Jakarta.

Penyerahan eksekuator diberikan Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi yang diwakili Direktur Fasilitas Diplomatik Kemenlu Ade Sukendar.

Bally merupakan pengusaha properti nasional asal Sumatera Barat yang kini menjabat Chief Executive Officer (CEO) Riyadh Group Indonesia, dan juga Sekretaris Badan Pertimbangan Organisasi Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (REI).

Dia dikenal sebagai pengembang high rise building khususnya apartemen di Jakarta, Depok, Tangerang, Bandung dan Medan. Selain mulai mengembangkan kawasan industri dan pusat pertokoan di sejumlah daerah di Indonesia, serta beberapa properti penunjang pariwisata di Sumatera Barat.

“Dengan ini kami mengakui kedudukan Bally Saputra Datuk Janosati dan menerangkan bahwa beliau dalam menjalankan pekerjaannya sebagai Konsul Kehormatan Nepal untuk Indonesia mendapat segala kekuasaan dan hak-hak istimewa, sebagaimana diperbolehkan bagi Wakil-Wakil Konsuler oleh Hukum antar Bangsa-Bangsa atau oleh Undang-Undang Republik Indonesia,” demikian isi surat pernyataan pengakuan yang ditandatangani Menlu Retno LP Marsudi.

Sebelumnya, Bally Saputra pada 7 Juli 2017 di Kuala Lumpur lebih dahulu telah menerima Letter of Commission (LoC) dari Pemerintah Nepal yang menunjuk dirinya sebagai Konjen Kehormatan Nepal untuk Republik Indonesia terhitung sejak 22 Mei 2017 dengan masa jabatan selama tiga tahun. LoC ditandatangani Menteri Luar Negeri Nepal, Dr Prakash Sharan Mahat yang penyerahannya diwakili Duta Besar Nepal untuk Malaysia, Indonesia dan Philipina, Dr. Niranjan Man Singh Basnyat.

“Saya diberi wewenang untuk melakukan berbagai upaya untuk meningkat hubungan dan promosi terkait ekonomi, sosial budaya dan perdagangan Nepal di Indonesia,” ungkap Bally dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/8/2017).

Dalam jangka pendek dan menengah, menurut Bally, Pemerintah Nepal berencana untuk membuka rute penerbangan langsung dari Kathmandu ke Jakarta dan sebaliknya, maupun Kathmandu-Yogyakarta dengan maskapai Himalaya Airline dan Garuda Indonesia. Hal ini dilakukan dalam upaya meningkatkan hubungan antar negara terutama di bidang pariwisata dan keagamaan.

Nepal terletak antara India dan Tibet, wilayah China. Negara ini merupakan negara dengan penduduk mayoritas beragama Budha. Bahkan, sebagian besar masyarakat meyakini kalau Sidharta Gautama atau Budha lahir di Taman Lumbini yangn kini berada di wilayah Nepal, bukan di India.

“Nepal dan Indonesia memiliki keterikatan yang erat di bidang keagamaan. Karena Budha lahir di Nepal, sedang di Indonesia berdiri candi Budha terbesar dan termegah yakni Candi Borobudur. Untuk itu, kami mendorong terwujudnya sister city antara Lumbini dan Yogyakarta,” papar Bally.

Di bidang ekonomi, sebagai pengusaha properti dirinya akan mengajak pengembang Indonesia untuk berinvestasi di Nepal. Dalam waktu dekat dirinya berencana membawa sejumlah pengembang nasional yang tergabung di REI untuk melihat peluang investasi properti di negara berpenduduk 28 juta jiwa tersebut. Diungkapkan Bally, kebutuhan rumah di Nepal masih cukup tinggi, dengan harga jual yang lebih mahal dibandingkan Indonesia.

“Ini adalah kesempatan bagi pengusaha properti Indonesia. Sekarang Nepal masih butuh banyak rumah, di samping peluang pengembangan resort, hotel, apartemen dan rumah sakit,” papar dia.

Sementara itu, beberapa investor Nepal juga sedang melirik Yogyakarta khususnya kawasan di sekitar Candi Borobudur untuk dibangun hotel.

Untuk perdagangan, Nepal membutuhkan banyak souvenir khas untuk dijual kepada wisatawan yang datang ke negeri yang sebagian besar wilayahnya berada di lereng Pegunungan Himalaya tersebut. Indonesia dengan dukungan industri kreatifnya yang cukup maju, ujar Bally, memiliki peluang besar untuk memasok kebutuhan barang souvenir khas Nepal tadi.

Menurut rencana akhir Oktober atau awal November 2017 akan digelar forum bisnis pengusaha Indonesia dan Nepal di Kathmandu yang akan dihadiri Perdana Menteri Nepal Sher Bahadur Deuba.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved