Ambisi Lion Air Bikin Bandara Sendiri di Lebak Terkendala Pembebasan Lahan
Grup Lion menyiapkan lahan proyek seluas 55 juta meter persegi atau sekitar 5.500 ha untuk proyek bandara ini.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kelompok usaha maskapai penerbangan Lion Air masih memiliki keinginan membangun bandara di Balaraja, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Sejauh ini Lion Air masih dalam proses pembebasan lahan.
Andi M Saladin, Public Relations Manager Lion Air Group menyatakan, sementara ini pihaknya masih koordinasi dengan Kementerian Perhubungan.
Grup Lion menyiapkan lahan proyek seluas 55 juta meter persegi atau sekitar 5.500 ha untuk proyek bandara ini. Dari lahan seluas itu, di tahun 2015 Lion mengklaim sudah membebaskan 1.000 ha lahan.
Taksiran nilai investasinya di atas Rp 10 triliun.
Grup Lion Air juga membuka peluang investor lain untuk menggarap proyek itu. Pembangunan bandara di Balaraja, Banten, sempat mengalami kendala lantaran koordinasi yang kurang dari Kementerian Perhubungan.
Menteri Perhubungan saat itu, Ignasius Jonan, menyatakan kementeriannya telah menerima proposal pembangunan bandara Lion Air dan mengirim surat balasan.
Bengkel Pesawat di Batam
Selain berniat membangun bandara, Lion Air juga berencana melakukan pembangunan tahap kedua untuk bengkel pesawat Batam Aero Technic di Bandara Hang Nadim Batam.
"Sekarang sedang dilaksanakan pembangunan tahap kedua yaitu pusat perawatan pesawat yang sangat komprehensif," kata Andi," kepada KONTAN, Selasa (4/7/2017).
Bengkel yang ada saat ini memiliki kapasitas sebagai maintenance repair dan overhaul yang terdiri dari dua hanggar dan bisa memuat 12 pesawat narrow body.
Lion Air bekerja sama dengan CFM International, perusahaan pembuat suku cadang pesawat untuk membangun bengkel tersebut.
Tujuan kerja sama ini guna mendukung operasional bengkel untuk mendukung kegiatan penerbangan Lion Air terutama untuk rute-rute internasional yang terus bertambah.
Reporter: Tane Hadiyantono