Jumat, 3 Oktober 2025

Bahayakan Penerbangan, Kemenhub Imbau Masyarakat Hati-hati Lepas Balon Udara

Kementerian Perhubungan mengimbau masyarakat untuk memperhatikan aspek keselamatan penerbangan saat melepaskan balon udara.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Adi Suhendi
Dokumen pribadi/facebook
Hemi Pamuraharjo, Kabiro Komunikasi dan Informasi Publik Kemenhub. 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan mengimbau masyarakat untuk memperhatikan aspek keselamatan penerbangan saat melepaskan balon udara.

Imbauan tersebut disampaikan Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Hemi Pamurahardjo pasca terjadinya kejadian yang membahayakan dimana terdapat balon udara yang hampir menabrak pesawat Indonesia AirAsia, Sabtu (9/7/2016).

Peristiwa tersebut terjadi pukul 09.25 WIB saat penerbangan Indonesia Airasia AWQ 8075 (QZ8075) rute Yogyakarta - Kualanamu sedang melakukan peningkatan ketinggian (climbing) ke 18.000 kaki.

Terlihat balon udara beterbangan pada jarak 55 Nautical Miles di sebelah barat dari Non Directional Beacon (NDB) Yogyakarta hingga sebelum VOR Cilacap sampai dengan sebelum Bandung.

Pesawat Indonesia Airasia melaporkan nyaris bersinggungan dengan 2 balon udara yang melewati sayap sebelah kiri pesawat dengan jarak hanya sekitar 10 meter.

Balon Udara tertinggi terlihat kurang lebih sekitar 30.000 kaki.

Hemi menjelaskan balon udara yang dilepaskan di angkasa dapat membahayakan keselamatan penerbangan.

"Karena pelepasan balon udara tersebut dilakukan tanpa izin dan tidak berjadwal,” ujar Hemi Pamuraharjo, di Posko Angkutan Lebaran Terpadu Kemenhub, Sabtu, (9/7/201/).

Menurutnya, karena terbuat dari bahan bukan metal berakibat balon udara tersebut tidak dapat terpantau radar Air Traffic Controller (ATC).

Selain itu Ukuran balon tersebut juga sangat besar dengan diameter lebih dari 5 meter dan tinggi lebih dari 10 meter.

"Serta dapat mencapai ketinggian yang terpantau sampai dengan diatas 35.000 kaki,” ucap Hemi.

Hemi mengatakan selain kejadian dengan penerbangan AirAsia, sebelumnya juga telah terjadi kasus yang sama dengan penerbangan Garuda Indonesia.

Sebagaimana dilaporkan terkait GM Airnav Indonesia Cabang Denpasar, Maskon Humawan bahwa pada penerbangan GIA228 rute Jakarta menuju Solo, pada posisi point PIALA menuju point PURWO, terlihat 2 (dua) balon udara besar berwarna hitam di radial 322.

Balon tersebut terdeteksi dari Very High Frequency (VHF) Omnidirectional Radio Range (VOR) Solo sekitar 17 Nautical Miles (NM) sebelum point PURWO pada ketinggian 14.000 kaki pada pukul 16.20 WITA.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved