Memasuki Musim Hujan, Bisnis Cuci Helm Makin 'Basah'
Potensi helm kehujanan dan berbau apek semakin besar. Itu sebabnya, bisnis cuci helm bisa ketiban berkah
Mitra Cuci Helm Express jelas Wahyuni tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan hingga Timika, dan Ternate. Ia bilang, paling banyak mitranya berasal dari Jabodetabek dan Kalimantan.
Untuk paket investasi kemitraan Cuci Helm Express, nilainya kini mengalami perubahan dari Rp 1,5 juta hingga Rp 2,1 juta menjadi Rp 1,8 juta, Rp 3,7 juta dan paket komplit sebesar Rp 4,7 juta. Mitra akan mendapatkan vacum cleaner dan hair dryer, chemicals, peralatan cuci helm, media promosi, serta CD video tutorial dan buku panduan usaha.
Untuk paket yang lebih mahal, mitra akan mendapatkan mesin pengering kapasitas dua helm, chemicals, peralatan cuci, ditambah CD video tutorial dan buku panduan usaha. Untuk investasi komplit mitra akan mendapatkan tambahan alat pengering kapasitas dua helm ditambah paket Dry Cleaning.
Tak hanya paket investasi yang berubah, tarif jasa cuci helm pun mengalami perubahan dari Rp 8.000 hingga
Rp 12.000 naik menjadi
Rp 10.000 hingga Rp 25.000 per helm. Estimasi omzet yang bisa didapat mitra saat ini Rp 6 juta hingga Rp 9 juta per bulan.
Meski kesadaran masyarakat sudah semakin tinggi terhadap kebersihan helm, namun Wahyuni tak menampik jika jasa cuci helm masih kalah pamor dengan jasa cuci motor. "Masih banyak yang kurang peduli, contohnya dari 10 motor yang dicuci, mungkin hanya 2 motor-3 motor yang mau helmnya ikut dicuci," kata Wahyuni.
Melihat prospek bisnis ini, dia akan berekspansi ke luar negeri, yakni Malaysia dan Singapura. Namun, pangsa pasar terbesarnya masih di Indonesia melihat tingkat pertumbuhan sepeda motor yang cukup tinggi.
• Yes Spa
Pelaku usaha cuci helm lainnya adalah Yes Spa milik Abdurrahman dari Bekasi, Jawa Barat. Yes Spa berdiri pada tahun 2009 dan menawarkan kemitraan di tahun yang sama. Saat KONTAN mengulas kemitraan Yes Spa pada 8 Desember 2013 lalu, gerainya baru ada 280 unit. Dua tahun berselang, gerai Yes Spa bertambah cukup pesat menjadi 1.000 gerai di berbagai daerah, yakni lima milik pusat dan selebihnya milik mitra. Pusat lebih fokus memproduksi mesin pencuci helm dan menjadi distributor baku sampo dan pewangi helm.
Tarif jasa cuci memang meningkat. Dari yang semula Rp 15.000-Rp 20.000 sekali cuci, naik menjadi Rp 18.000-Rp 25.000 per sekali cuci. Jika lokasinya di mal, tarif jasa bisa sampai Rp 25.000. "Kenaikan harga jasa karena adanya peningkatan harga bahan baku," kata dia.
Menurut Rahman, sejak tren ojek dengan sistem pemesanan lewat aplikasi, banyak juga pengojek yang jadi langganannya. Bahkan menjelang musim hujan seperti sekarang mulai ramai.
Tadinya Rahman membagi paketnya menjadi enam dari Rp 10 juta hingga Rp 19,5 juta. Sekarang paketnya dimampatkan hanya dua, yaitu Rp 18 juta dan Rp 20 juta. Setiap mitra mendapat mesin pencuci, mesin pengering, seragam karyawan, sikat helm, alat promosi, sertifikat garansi dan pelatihan karyawan.
Yang membedakan hanya fasilitas dan kapasitas mesin pencuci helm yang berbeda. Mitra berhak menggunakan merek Yes Spa maupun nama usaha sendiri.
Namun, bahan pencucian seperti sampo tetap dipasok dari pusat. "Tawaran kemitraan tanpa menggunakan merek bisa jadi daya tarik tersendiri. Tak sedikit orang yang hanya mencari peralatan dan ingin membuka usaha dengan merek sendiri," katanya.
Tahun depan, ia akan lebih gencar berpromosi untuk mengejar target memiliki sekitar 2.000 mitra. Selama ini kendala hanya produksi mesin pencuci dan pengering helm yang kadang terhambat sehingga pasokan alat ke mitra agak sedikit terhambat. (Jane Aprilyani/ Merlina M. Barbara/Rani Nossar)