Ricuh Penumpang di Bandara Soekarno-Hatta, Anggota Komisi V Minta Lion Air Ditindak Tegas
Anggota Komisi V DPR RI Moh Nizar Zahro meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bertindak tegas bahkan mencabut izin Lion Air.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi V DPR RI Moh Nizar Zahro meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bertindak tegas bahkan mencabut izin Lion Air.
Hal itu dilakukan jika terbukti manajemen Lion Air melanggar UU no 1 tahun 2009 tentang penerbangan atas kericuhan ratusan penumpang di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Ratusan penumpang itu mengepung Pesawat Lion Air, Jumat (20/2/2015) pukul 10.40 WIB karena kesal lantaran belum mendapat kejelasan soal keterlambatan jadwal pesawat dari pihak maskapai.
"Ini akibat persoalan delay yang lebih dari 6 jam yang sering terjadi dalam maskapai penerbangan tersebut, karena dianggap merugikan masyarakat," kata Nizar melalui pesan singkat, Senin (23/11/2015).
Lion Air, kata Nizar, sudah terlalu sering melakukan kesalahan dalam operasionalnya. Hal itu merupakan catatan buruk dalam dunia penerbangan Indonesia. Menurut Politikus Gerindra itu, hal tersebut perlu menjadi catatan bagi regulator dalam maskapai.
"Harus di tindak bahkan di cabut ijinnya karena lion air sudah sering membuat pelanggaran termasuk kasus desahan pilotnya di asumsikan melaukan perbuatan yang tidak senonoh," kata Nizar.
Komisi V, lanjutnya, juga sudah sering memanggil Lion Air, namun tak kunjung ada perubahan sehingga diperlukan tindakan tegas terhadap maskapai tersebut. "Yang penting itu regulator, Menhub harus melakukan tindakan tegas terhadap maskapai yang sering melakukan kesalahan," ujarnya.
Nizar menuturkan seharusnya kualitas layanan Lion Air baik karena didukung ratusan pesawat baru. Namun, sayang gencarnya ekspansi bisnis Lion Air tidak diimbangi perbaikan kualitas layanan.
"Ekspansi akan sia-sia, kalau tidak meningkatkan kualitas layannya, dan kalau komplain soal delay masih sering terjadi bahkan sampai terjadi pengeringan penumpang ini insiden yang buruk , Kinerja maskapai bukan bergantung jumlah armadanya. Namun bagaimana kualitas layanan kepada konsumen," katanya.