Minggu, 5 Oktober 2025

Kalah Tender Kereta Cepat, Jepang Tetap Mau Investasi di Indonesia

Franky melanjutkan, BKPM juga mengidentifikasi minat investasi dari Jepang sebesar 14,24 miliar dollar AS

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Tribunnews/Jeprima
Model berfoto dengan miniatur kereta cepat milik China pada pameran Kereta Cepat dari Tiongkok (China) di Senayan City (Sency), Jakarta Pusat, Kamis (13/8/2015). Pemerintah Indonesia merencanakan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung dan Pemerintah Tiongkok merupakan salah satu pihak yang menawarkan kerjasama dalam pembangunan kereta cepat tersebut. (Tribunnews/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan investor Jepang masih tertarik untuk berinvestasi di Indonesia.

Walaupun beberapa hari lalu diumumkan bahwa Jepang kalah dalam tender proyek kereta cepat jalur Jakarta-Bandung.

Dari data BKPM, Jepang secara konsisten berada di dalam lima urutan teratas dari negara-negara yang berinvestasi di Indonesia.

Franky mengatakan total realisasi investasi Jepang di Indonesia bahkan mencapai peringkat ke tiga sampai akhir semester 2015 mencapai 1,577 miliar dollar AS atau 11,3 persen dari total realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) di dalam negeri.

"Minat investasi Jepang ke Indonesia masih tinggi," ujar Franky di Jakarta, Jumat (2/10/2015).

Dari Januari 2015 hingga awal September Jepang meningkatkan pengajuan izin prinsip. Dalam periode itu terjadi kenaikan sebesar 15,56 persen atau 2,60 miliar dollar AS dibandingkan periode sebelumnya 2,25 miliar dollar AS.

"Bila merujuk data-data itu, sinyal kepercayaan pada Indonesia masih tinggi di mata investor Jepang," ungkap Franky.

Franky melanjutkan, BKPM juga mengidentifikasi minat investasi dari Jepang sebesar 14,24 miliar dollar AS, dimana 4,71 miliar dollar AS diantaranya masuk kategori serius.

Franky mengatakan dalam waktu dekat diharapkan investasi Jepang sudah masuk ke tahap pengajuan izin prinsip di BKPM.

"Rasio realisasi investasi Jepang di berbagai sektor industri di Indonesia cukup tinggi, sekitar 62 persen, sehingga izin prinsip yang diajukan diyakini dapat teralisasi," jelas Franky.

Rekomendasi untuk Anda

BizzInsight

AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved