Proyek Deep Tunnel
PU Klaim Pelajari Deep Tunnel Sejak 2007
Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto mengklaim sudah mempelajari proyek deep tunnel milik Gubernur DKI Jakarta

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto mengklaim sudah mempelajari proyek deep tunnel milik Gubernur DKI Jakarta Jokowi sejak lima tahun yang lalu. Djoko Kirmanto mengaku sudah mempelajari terowongan raksasa tersebut dari terowongan yang ada di Malaysia yaitu Stormwater Management and Road Tunnel (SMART).
"Lima tahun lalu ide itu ada, saya sampai ke Kuala Lumpur untuk melihat SMART tunnel," ujar Djoko, Jum'at (28/12/2012)
Ternyata proyek SMART pernah dimasukan ke dalam program Kementerian Pekerjaan Umum saat Sutiyoso masih menjabat Gubernur DKI Jakarta. Namun yang menjadi kendala pembangunan terowongan raksasa itu adalah teknologi dan biaya.
"Dengan teknologi sekarang saya rasa bisa dibuat terowongan. Tapi waktu itu mau dijadikan kolam di bawah tanah dengan panjang 16 kilometer diameter 12 kilometer," jelas Djoko.
Jokowi mendapat ide tersebut dari terowongan besar yang ada di Malaysia bernama Stormwater Management and Road Tunnel (SMART).
Berdasarkan data yang dihimpun Tribunnews.com dari roadtraffic-technology, SMART dibangun pada 2003. Proyek ini merupakan proyek terowongan terpanjang di Malaysia dan menggunakan teknologi yang tinggi.
Berdiameter 13,2 meter, mencakup 9,7 km terowongan untuk banjir dan 4 km dua jalur kendaraan. Total investasi yang dihabiskan untuk mega proyek ini ialah MYR 1,887 juta atau sekitar 514 juta dollar AS.
Tujuan utama pembangunan terowongan ini adalah untuk mengatasi masalah banjir yang diakibatkan meluapnya Sungai Klang dan Kerayong, serta dapat mengurangi tingkat kemacetan selama jam-jam sibuk. Tapi terowongan ini hanya berlaku bagi kendaraan ringan saja.
SMART mulai beroperasi untuk kendaraan sejak 14 Mei 2007, proyek ini digagas oleh Pemerintah Malaysia. Terowongan ini mampu menampung 30.000 mobil per hari dan telah digunakan 44 kali menanggulangi banjir.
Terowongan ini dimulai dari Sungai Kampung Barembang dan berakhir di Sungai Taman Desa. Terowongan ini menanggulangi luapan air dari 2 sungai besar yang melewati pusat kota Kuala Lumpur. Kuala Lumpur diperkirakan beresiko terkena banjir besar 1 kali dalam 100 tahun sekali.
Untuk sebuah kendaraan dapat menghemat waktu jika lewat terowongan ini, dari persimpangan Jalan Istana menuju Kampung Pandan hanya 4 menit, dari waktu biasanya 15 menit.