IIICE 2012
Ini Alasan Mengapa Investor Enggan Berinvestasi di Daerah
Pemerintah Daerah di Indonesia diminta untuk meningkatkan daya saing daerah dalam meraih investasi.

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Daerah di Indonesia diminta untuk meningkatkan daya saing daerah dalam meraih investasi. Selain itu, sinergi dan koordinasi harus ditingkatkan antar pemerintah daerah dan berbagai instansi pemangku kepentingan lainnya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Hal ini penting karena pertumbuhan ekonomi daerah merupakan penopang pertumbuhan ekonomi nasional.
Demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Gamawan Fauzi dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan oleh Saut Situmorang, Penasehat Ahli untuk urusan pembangunan dan komunitas, Kementerian Dalam Negeri pada pembukaan hari ketiga penyelenggaraan Asia Pasific Ministers & Regional Governors Conference on Sustainable and Inclusive Infrastructure Development 2012 (APM & RGC 2012) dan Indonesia International Infrastructure Conference and Exhibition 2012 (IICE 2012), di Ruang Cendrawasih, Jakarta Convention Center, Kamis (30/8/2012), seperti tertulis dalam rilis yang dikirik ke redaksi Tribunnews.com.
“Sesuai UU No. 32 tahun 2004, pemberian otonomi luas kepada daerah diharapkan dapat mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat,” ungkap Saut yang membacakan sambutan tertulis Gamawan Fauzi. Ia melanjutkan, dalam era otonomi dan globalisasi saat ini, pemerintah daerah dituntut untuk melakukan langkah dan kebijakan secara cepat, tepat, dan berani melakukan terobosan melalui inovasi kreatif yang berorientasi pada kepentingan masyarakat.
Gamawan melanjutkan, infrastruktur daerah merupakan salah satu kendala dalam menarik minat investor untuk berinvestasi, selain masalah yang bersifat kelembagaan, kondisi sosial politik, dan produktivitas masyarakat. Ia mengutip data Global Competitiveness Index di mana Indonesia menempati peringkat ke-46 dari 142 negara. “Posisi Indonesia masih jauh dibanding dengan posisi negara tetangga seperti Singapura di peringkat ke 2 dan Malaysia di peringkat 21,” tambahnya.
BISNIS POPULER