Pembatasan Subsidi BBM
Pemakaian BBG Bisa Jadi Beban Masyarakat Menengah Bawah
Pemerintah pada 1 April mendatang mulai membatasi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk melakukan penghematan bahan bakar, pemerintah
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah pada 1 April mendatang mulai membatasi subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM). Untuk melakukan penghematan bahan bakar, pemerintah mencanangkan penggunaan bahan bakar gas sebagai pengganti BBM.
Namun pakar ekonomi, Anggito Abimanyu, mengatakan, pembatasan subsidi BBM yang akan diberlakukan pemerintah menemukan dua kendala.
Anggito Abimanyu membagi dua masalah itu ke dalam sektor ekonomi dan sektor infrastruktur.
Untuk masalah sektor ekonomi, pembatasan subsidi BBM akan menghadapi kendala pada kelompok masyarakat menengah ke bawah. Penerapan penggunaan bahan bakar gas justru bisa jadi beban bagi masyarakat karena tak memiliki akses untuk membeli alat konversi BBM ke BBG.
"Beban biaya BBM yang akan ditanggung oleh pengguna kendaraan golongan rumah tangga sederhana tak memiliki akses (kemampuan) menggunakan bahan bakar gas yang akan jadi pengganti BBM," ujar Anggito Abimanyu, di Jakarta, Jum'at (13/1/2012).
Untuk masalah infrastruktur, Anggito Abimanyu menjelaskan kendala tersebut dikerucutkan pada masalah dua jenis gas yang berbeda. Kedua jenis gas itu adalah Compressed Natural Gas (CNG) dan Liquidfied Gas Vehicle (LGV).
"Sampai saat ini pemerintah belum memastikan BBG apa yang dipakai, apakah CNG atau LGV, serta penyediaan alat konversinya," ungkap Anggito Abimanyu.