LGBT Indonesia Bebas Ekspresikan Diri di Australia Lewat Mardi Gras
Komunitas LGBT asal Indonesia di Australia mengekspresikan diri lewat parade Mardi Gras dan menjadi drag queen, sebuah hal yang sulit…
Pada tahun 2018, Sum Ting Wong terpilih sebagai Kimberley Queen, ajang pemilihan ratu drag.
Selain menikmati seni tari, Rizki menemukan menjadi drag queen membuat dia sangat diterima di Broome.
"Menjadi drag queen membantu saya menjadi diri sendiri, menjadi orang yang saya inginkan. Kota ini membuat saya bahagia," katanya.
Komunitas Indonesia di Mardi Gras Sydney
Mardi Gras di Sydney adalah parade komunitas LGBT terbesar di Australia yang digelar tiap bulan Maret.
Sudah tiga tahun terakhir Selamat Datang, komunitas LGBTQI asal Indonesia dan simpatisannya berpartisipasi dalam parade Mardi Gras.
Pada Mardi Gras 2019, Selamat Datang menjadi satu dari tiga yang terpilih sebagai community float (kelompok parade) yang mendapat bantuan dari penyelenggara.
"Tahun lalu dan dua tahun lalu, peserta float Indonesia sekitar 40 orang, tahun ini kami diberi kesempatan lebih besar menjadi 70 orang," kata Gerhana Bella, seorang aktivis Selamat Datang.

Menurut Bella, Selamat Datang bukan lah gerakan politik yang ingin membawa agenda LGBTQI ke arus utama.
"Kami ingin membantu kelompok LGBTQI supaya bisa lebih mandiri dan berkontribusi di masyarakat," kata Bella.
Program yang dijalankan Selamatan Datang antara lain kampanye HIV-AIDS di Bali bekerja sama dengan Gaya Dewata dan Pelangi dan penanggulangan sampah di Singaraja, Bali Utara.
Bila tahun 2019 Selamat Datang membawa tema Bali dalam kostum, tahun depan kelompok ini akan mempromosikan tema Dayak.
Memecah stigma tentang LGBT
Salah satu peserta parade Mardi Gras Sydney yang berpartisipasi pada tahun 2018 dan 2019 adalah Arif Rahman Nur, yang datang ke Australia pada tahun 2016 dengan work and holiday visa (WHV).
Arif yang ingin mengganti namanya secara resmi menjadi Paul Powa mengatakan ia memang ingin tinggal di luar Indonesia karena faktor keluarga yang masih belum bisa menerima pilihan orientasi seksualnya.
"Saya ditendang dari keluarga tahun 2017, ketika keluarga mengetahui saya gay dari orang lain," kata Arif yang lahir dan besar di Padang, Sumatera Barat.