Inilah Permasalahan yang Dihadapi Mahasiswa Internasional di Australia
Jumlah mahasiswa internasional semakin meningkat di Australia. Tercatat hampir 25 persen mahasiswa di Australia saat ini berasal dari…
Ketika masih rejama di India, Ujash Patel tidak sabar untuk pindah ke Australia untuk merasakan kebebasan lebih besar dan belajar lebih banyak mengenai dunia.
Namun setelah tiba di sini, kenyataan tidaklah sebagus yang diperkirakannya.
Kerinduan membuatnya ingin kembali merasakan kehidupan yang sibuk, dan riuh di rumahnya dulu.
"Dulu memang saya pernah merasakan begitu frustrasi dengan keluarga saya." katanya.
"Namun saya mendapat begitu banyak bantuan dari keluarga, hal yang dulunya tidak begitu saya rasakan."
"Setelah pindah ke sini, saya baru merasakan bagian besar itu hilang.Saya mulai merasakan kerinduan akan rumah dulu."
Patel mengatakan apa yang dirasakannya juga dirasakan oleh mahasiswa internasional lainnya.
"Dulu di rumah keluarga sangat mendukung, bahkan walau kita tidak punya banyak teman, atau pemalu, selalu ada yang bisa menjadi tempat berbagi." katanya.
"Namun ketika pindah ke sini, sulit sekali bagi kita untuk mendapat teman lokal, dan keluar melakukan sesuatu yang ingin kita lakukan."
"Mereka sudah memiliki kelompok sendiri, mereka punya teman sekolah, bahkan ketika mereka ke universitas, dan kami memiliki minat yang berbeda, kami berasal dari budaya yang berbeda, sehingga sulit sekali menemukan persamaan."
"Saya tidak menyalahkan baik mahasiswa lokal maupun mahasiswa internasional, hanya saja memang ada perbedaan besar dalam hal budaya."
Patel mengaatakan sebagai mahasiswa asing di Australia, bertemu dengan orang baru kadang seperti satu pekerjaan sulit.
"Di negeri sendiri, saya tidak merasa ini seperti pekerjaan. Rasanya normal memiliki teman dan keluarga."
"Ketika kita mulai lagi di negeri baru, memang sulit namun tentu saja semua itu sangat berharga. Seluruh perjalanan ini sangat berharga."
Akhtar Ali, Pakistan
Akhtar Ali menyelesaikan pendidikanya di Australia tahun lalu dan sekarang bekerja di sini.
Dia mengatakan perasaan kesepian menjadi salah satu tantangan paling besar baginya.
"Sampai sekarang masih begitu, jadi saya berpikir untuk cepat-cepat menikah." katanya.
Ali mengatakan di India, Pakistan, Bangladesh, dan Nepal, keluarga biasa tinggal bersama-sama.
"Tidak seperti misalnya kalau sudah dewasa, berumur di atas 18 tahun, kita harus keluar rumah."
"Kita akan tinggal bersama keluara besar, ini yang membuat saya merasa kehilangan, karena di sini saya sendirian, tidak ada sanak keluarga, bahhkan tidak ada teman baru. Saya kira ini yang banyak terjadi di kalangan mahasiswa internasional."
Ali mengatakan mahasiswa internasional lainnya sudah berbagi cerita mereka sebagai bagian dari pertunjukkan drama berjudul "She\'ll Be Right."
Dia mengatakan penting sekali bagi mhasiswa internasional untuk mengetahui mereka tidak sendirian, karena mereka sering kali sulit menyampaikan perasaan mereka kepada yang lain.
"Pertama-tama semua ini masalah budaya. Kebanyakan mahasiswa internasional ini pemalu."
"Dan juga Inggris, kendala bahasa. mereka tidak tahu bagaimana menyampaikan pendapat mereka, dan kadang mereka juga tidak tahu kemana harus mencari bantuan. "
"Dan kemudian masalah bahwa universitas tidak banyak memiliki inisiatif bahwa mereka sebenarnya bisa membantu mahasiswa yang bermasalah. Bila mereka mempromosikan itu, sehingga banyak mahasiswa yang tahu mungkin mereka akan datang mencari bantuan."
Drama ini didukung oleh Study Melbourne, sebuah inisiatif dari pemerintah negara bagian Victoria untuk membantu mahasiswa internasional beradaptasi di Australia.
Dukungan juga datang dari Universitas Deakin, Victoria dan RMIT, dan juga City of Melbourne, the Australian Federation of International Students dan ISANA.
Akhtar Ali mengatakan bagus sekali bahwa banyak organisasi yang ingin mendengar suara mahasiswa internasional.
"Bagian besar dari ekonomi Australia digerakkan oleh para mahasiswa ini, jadi bila mahasiswa tidak senang, maka industri ini bisa runtuh, dan saya kira pemerintah tidak menghendaki hal tersebut."
"Jadi bagus sekali kami mengungkapkan dan menjelaskan kepada yang lain inilah masalah yang kami hadapi."
"Bila ini membuat keadaan jadi lebih baik, maka nantinya akan lebih banyak lagi orang ke Australia untuk belajar."
Pertunjukkan She\'ll Be Right berikutnya akan dilangsungkan di Kampus Victoria University di CBD hari Jumat (4/5/2018) pukul 16:30 dan gratis.