Pusat Sepatu Terbesar Nasional di Trowulan Mojokerto Meradang
"Tak semegah dan sekeren tempatnya. Dua tahun terakhir ini, sentra sepatu di sini sepi," kata Nur Munawaroh,

Laporan dari Faiq nuraini wartawan surya
TRIBUNNEWS.COM, MOJOKERTO - Seratus lebih perajin dan pelaku usaha UMKM di Pusat Perkulakan Sepatu Trowulan (PPST) meradang. Stan di sentra kulakan milik Pemkab Mojokerto ini kini nyaris tak tersentuh pembeli.
Sentra yang sempat menjadi ikon perajin sepatu kulit ini sepi dan mati suri. Pemilik stan hanya berharap panggan setia.
Padahal karena matinya aktivitas ekonomi di sentra PPST, banyak pelanggan juga mundur perlahan. Tak ada semangat pergerakan ekonomi di PPST lagi.
"Tak semegah dan sekeren tempatnya. Dua tahun terakhir ini, sentra sepatu di sini sepi," kata Nur Munawaroh, salah satu pemilik stan di PPST, Senin (11/3/2013).
Sentra sepatu di Trowulan mulai diresmikan pada 2007 lalu. PPST ini merupakan toko dan sentra sepatu terbesar di Indonesia.
Saat diresmikan, Menteri Perdagagangan dan Industri kala itu, Marie Pangestu hadir. Tiga tahun berjalan, sentra toko sepatu ini tak pernah sepi pembeli. Pedagang sepatu memilih kulakan di tempat ini karena kualitas dan suasananya waktu itu.
Namun saat ini, sekitar 110 stan dengan 11 cluster terus sepi. Lahan seluas 3,5 hekatare seakan tak berarti. Setiap hari hanya ada satu dua stan yang buka. Bahkan satu stan besar dengan patung sepatunya buka tanpa pembeli.
Stan besar ini memang memborong satu cluster untuk stan dirinya.
"Kami tiap bulan membayar sewa Rp 100.000. Sekarang sepi. Hanya yang kulakan yang kini mau beli. Itu pun sekarang makin jarang," kata salah satu pemilik stan Salsabila di blok C.